Malaysia Diminta Terbuka Soal Kasus Bendera Terbalik

Senin , 21 Aug 2017, 14:45 WIB
Bendera merah putih tampak dicetak terbalik di buku panduan SEA Games ke-29 di Malaysia.
Foto: AP/Yau
Bendera merah putih tampak dicetak terbalik di buku panduan SEA Games ke-29 di Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, sangat menyesalkan adanya kejadian gambar bendera Indonesia yang tercetak terbalik dalam buku SEA Games 2017 di Malaysia. Menurutnya, kejadian dalam cetakan buku panduan SEA Games 2017 itu adalah kesalahan fatal.

“Kita meminta Malaysia segera melaksanakan investigasi mendalam dan disampaikan ke publik siapa (yang membuat) dan mengapa sampai terjadi kesalahan fatal di ajang internasional yang sudah berkali-kali kita lakukan bersama,” ujar Kharis dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/8)

Kharis menilai investigasi cukup penting, bukan hanya sekadar permintaan maaf saja. Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia sendiri sudah minta maaf, tapi semua harus dibuka ke publik. "Agar hal ini jelas kesengajaan atau bukan,” kata dia.

Penjelasan di sejumlah media Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu), sebagai mitra kerja Komisi I DPR RI melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur telah melayangkan nota diplomatik kepada pihak Malaysia mengenai hal ini. "Kita semua, pemerintah, DPR RI, dan masyarakat amat kecewa kok bisanya itu terjadi, kita penting tahu agar clear dan saya juga minta semua yang salah ditarik dan perbaiki," ujar politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Kharis juga meminta masyarakat jangan bereaksi berlebihan dalam menyikapinya. Dia berharap masyarakat tetap tenang. Kharis juga meminta masyarakat menunggu langkah serius Malaysia menuntaskan masalah ini. Untuk itu publik diharapkan menyikapinya dengan tenang dan tetap fokus mendukung kesuksesan timnas Indonesia di SEA Games. "Kita percayakan langkah diplomasinya kepada Bu Menlu Retno Marsudi untuk menindaklanjuti pembicaraannya dengan Menlu Malaysia serta kita tunggu jawaban nota diplomatik yang sudah dikirim oleh KBRI Kuala Lumpur,” ujar Kharis.