Padi Inpari Unsoed 79 akan Dikembangkan di Jateng

Selasa , 15 Aug 2017, 16:15 WIB
Aplikasi kalender tanam (katam) pada varietas Inpari 20 di Medan.
Foto: Litbang Kementan
Aplikasi kalender tanam (katam) pada varietas Inpari 20 di Medan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Padi varietas Inpari Unsoed 79 Agritan bakal dikembangkan di seluruh wilayah Jawa Tengah, khususnya pada lahan sawah dengan salinitas tinggi. Salah seorang perakit padi Inpari Unsoed 79 Agritan Suprayogi mengatakan sesuai kemanfaatan padi Inpari Unsoed 79 Agritan yang dikhususkan untuk lahan-lahan salin.

"Yaitu lahan-lahan di wilayah pesisir pantai yang banyak terintrusi air laut, jadi tentu saja selain di empat kabupaten/kota yang terdiri atas Cilacap, Kebumen, Pemalang, dan Kota Tegal. Padi ini minimal dalam waktu dekat akan dikembangkan di kabupaten/kota di Jawa Tengah yang mempunyai kendala pada lahan salin," katanya usai panen perdana padi varietas Inpari Unsoed 79 Agritan di Desa Nyamplungsari, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Selasa (15/8).

Ia mengatakan hingga saat ini banyak lahan salin di Jawa Tengah yang belum termanfaatkan dengan baik. Menurut dia, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Jumain Ape siap membantu pengembangan padi yang dikembangkan oleh Suprayogi dan Noor Farid dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu.

Setelah di Jawa Tengah, kata dia, padi varietas Inpari Unsoed 79 Agritan juga akan dikembangkan di lahan salin luar Jawa yang belum termanfaatkan seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

"Ini suatu potensi bagi pemerintah sebagai satu sumber daya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu program pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menuju Indonesia yang berswasembada beras," katanya.

Padi Inpari Unsoed 79 Agritan merupakan perkawinan padi Atomita-2 dan padi Cisadane. Dalam hal ini, kata dia, Atomita-2 merupakan varietas padi yang tahan salin , sedangkan Cisadane memiliki sifat-sifat atau rasa yang disukai masyarakat. Dari perkawinan itu menghasilkan keturunan-keturunan yang potensial berupa Inpari Unsoed 79 Agritan.

Sebelum dilepas sebagai salah satu varietas unggulan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian, lanjut dia, Inpari Unsoed 79 Agritan telah melalui pemindaian untuk menguji ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman yang selama ini menjadi permasalahan di Indonesia.

"Salah satu syaratnya adalah tahan hama," jelasnya.

Kendati demikian, dia mengakui jika saat ini serangan hama wereng sangat tinggi sehingga padi Inpari Unsoed 79 Agritan yang ditanam di Cilacap dan Kebumen turut terserang namun tidak sampai habis semuanya. Ia mengatakan hingga sekarang, belum ada varietas padi yang benar-benar tahan wereng.

Menurut dia, hama wereng terus berevolusi sehingga varietas yang sebelumnya tahan wereng akhirnya menjadi rentan. Terkait dengan tingginya serangan hama wereng, dia mengatakan hama dan penyakit tanaman mempunyai fluktuasi waktu yang secara historis akan muncul kembali dalam sekian tahun.

"Ini terkait dengan cuaca dan iklim," katanya.

Suprayogi mengatakan serangan hama wereng tersebut semestinya harus sudah diprediksi sejak dini. Menurut dia, perubahan pola tanam dari padi-padi-palawija menjadi padi-padi-padi turut memicu tingginya serangan hama wereng.

"Rotasi padi yang tidak terputus oleh tanaman lain itu juga menjadi penyebab karena hama akan selalu hidup pada tempat di mana dia dapat makanan," kata dia.

Sumber : antara