REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Penyelenggaraan Sail Sabang 2017 kurang dari empat bulan lagi. Pemerintah, baik pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Aceh, hingga Pemerintah Kota Sabang diminta bekerja keras menyukseskan kegiatan internasional pada 28 November hingga 5 Desember mendatang.
“Pemprov dan Pemkot harus bekerja ekstra keras atas kekurangan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan karena tidak bisa semua mengharapkan dari pemerintah pusat,” kata Anggota Komisi X DPR RI, Yayuk Basuki, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (8/8).
Politikus dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, ada sejumlah catatan darinya yang harus segera dipersiapkan oleh pemerintah, terutama terkait masih sangat kurangnya fasilitas penginapan atau hotel. “Penggunaan homestay milik masyarakat bisa diperbantukan tapi harus mendapat pengawasan oleh Kementerian Pariwisata maupun Pemprov Aceh. Jangan sampai muncul masalah-masalah sosial,” ujarnya.
Kemudian, kata Yayuk, kendala cuaca juga harus diantisipasi. Mengingat acara ini digelar saat musim penghujan. “Itu sempat menjadi kekhawatiran. Jadi memang harus di antisipasi lebih awal agar tidak menganggu jalannya event,” kata dia.
Politikus asal daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah itu juga berpesan agar Sail Sabang 2017 ini menjadi momentum untuk mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Aceh. Hal itu sekaligus membangkitkan lagi pariwisata Aceh yang sempat terkendala banyak hal. "Yang paling berat bencana tsunami pada 2004 lalu, yang sampai sekarang masih tampak trauma. Dengan adanya Museum Tsunami juga bisa mengangkat pariwisata Aceh,” ujar mantan petenis itu.
Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Sabang, Kamaruddin, memaparkan beberapa kondisi kesiapan dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk menyukseskan Sail Sabang. Dia menyebut, hal-hal yang masih menjadi permasalahan adalah kondisi cuaca yang dikhawatirkan berpengaruh pada tranportasi, masih kurangnya penginapan di Sabang hingga permasalahan delay di Bandar Maimun Saleh.