Jokowi Diminta Mencontoh Duterte dalam Memerangi Narkoba

Kamis , 03 Aug 2017, 15:16 WIB
Anggota komisi III dari PKS, Nasir Djamil (berbicara)
Foto: Antara
Anggota komisi III dari PKS, Nasir Djamil (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, mengapresiasi langkah pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) Aceh yang akan membentuk sayap kepemudaan bernama Barisan Muda (BM) IKAN. Organisasi yang rencananya dideklarasikan pada akhir Agustus ini diharapkan dapat merekrut dan mengajak generasi muda Aceh ikut membantu negara memerangi kejahatan narkoba.

"Generasi muda Aceh tidak boleh berpangku tangan melihat peredaran gelap narkoba yang sangat masif dan terstruktur di negeri ini. Dalam bahasa agama ini dinamakan jihad," ujar Nasir Djamil dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/8).

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan narkoba telah merongrong Indonesia. Hal itu, kata dia, menunjukkan bahwa narkoba di Indonesia bukan hanya sekadar bisnis, tetapi juga telah menjadi ancaman bangsa dalam bentuk perang asimetris atau sering disebut proxy war.

Nasir menyindir pemerintah yang terkesan tidak serius memerangi narkoba. Hal ini terlihat dari anggaran yang masih minim di badan narkotika, baik di pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Jokowi sebelumnya menyatakan perang melawan narkoba. Sayangnya, kata Nasir, hal itu tidak diikuti dengan 'senjata', seperti menambah personel, peralatan, anggaran dan sarana penunjang lainnya. "Presiden Jokowi harus mencontoh Presiden Filipina Duterte dalam memerangi narkoba di negaranya. Kalau tidak ya nanti kita hanya perang-perangan saja," ujarnya.

Nasir berharap pemerintah juga segera mengambil tindakan dengan cara segera merevisi UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Menurut Nasir, selama ini UU Narkotika dinilai belum mampu mengantisipasi banyaknya peredaran bebas jenis-jenis narkoba yang tidak diatur dalam undang-undang tersebut. "Dibandingkan Perppu Ormas, sebenar lebih penting dan mendesak mengeluarkan Perppu Narkotika," ujarnya.

Dia melihat peran generasi muda sangat diharapkan mengingat para mafia dan bandar narkoba menyasar anak-anak muda Indonesia. Aceh juga disebut sudah menjadi daerah darurat narkoba. Oleh karena itu, Nasir mengajak generasi muda Aceh menjadi jihadis-jihadis yang terstruktur untuk 'memerangi' mafia narkoba. "Anak muda itu antikemapanan. Karena itu jangan lakukan hal-hal yang tidak mendukung pemberantasan narkoba," kata dia.