'Kunci Perlindungan Anak Berasal dari Orang Tua'

Ahad , 23 Jul 2017, 18:00 WIB
Sejumlah orang tua mendampingi anaknya yang mengikuti upacara bendera di SDN Kowel 3, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (17/7).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Sejumlah orang tua mendampingi anaknya yang mengikuti upacara bendera di SDN Kowel 3, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbaikan pola pengasuhan dan peningkatan taraf pendidikan orang tua dalam mendidik anak dinilai harus menjadi perhatian pemerintah dalam membina unit terkecil dari sebuah negara, yaitu keluarga. Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional.

Menurut dia, kunci keberhasilan perlindungan anak utamanya berasal dari orang tua yang bersangkutan. "Jika rumah menjadi tempat teraman dan ternyaman untuk berinteraksi dengan orang tuanya, maka kasus kekerasan terhadap anak dapat dicegah," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (23/7).

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, Menteri Perempuan dan Pemberdayaan Anak (PPPA) Yohana Yembise menilai kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi belakangan, justru terjadi kepada keluarga. Bahkan, banyak orang tua yang belum siap memiliki anak turut mempengaruhi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, dia menyarankan pendidikan pranikah atau prarumah tangga menjadi penting bagi calon pengantin.

"Ini untuk mendorong agar mereka memiliki perencanaan dan persiapan yang matang sehingga anak tidak menjadi korban karena orang tuanya kurang memiliki pengetahuan dalam pengasuhan," ujarnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 23.858 laporan kasis kejahatan terhadap anak yang terbagi dalam sembilan klaster. Dari jumlah itu, ada tiga kasus terbesar, yakni anak berhadapan dengan hukum (ABH) 8.729 kasus, pengasuhan alternatif 4.556 kasus, dan terkait pendidikan 2.595 kasus.

Data dari Unicef pada 2013 tentang kasus kematian anak menyebut, sekitar 500 ribu anak usia 0 hingga 5 tahun meninggal setiap hari. "Padahal, kasus kematian anak itu disebabkan oleh sakit yang seharusnya bisa ditangani," kata Fikri.