Komisi V dan Parlemen Afsel Bahas Problem Air Bersih

Rabu , 12 Jul 2017, 23:30 WIB
Komisi V menerima delegasi Parlemen Afrika Selatan membahas air bersih di Gedung DPR, Jakarta.
Foto: Humas DPR RI
Komisi V menerima delegasi Parlemen Afrika Selatan membahas air bersih di Gedung DPR, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi V DPR RI menerima menerima delegasi Parlemen Afrika Selatan (Afsel) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (10/7). Dalam kunjungan tersebut, delegasi yang dipimpin LL Zwane meminta masukan terkait penyediaan layanan air dan sanitasi di pemukiman kumuh.

 

"Kami menerima delegasi Parlemen Afrika Selatan, mereka ingin mempelajari bagaimana bangsa Indonesia melalui parlemen membangun penyediaan air dan sanitasi yang layak," ujar Wakil Ketua Komisi V Michael Wattimena dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (12/7).

Komisi V bersama Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Raktyat (PUPR) telah mendorong program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) melalui gerakan 100-0-100, yaitu kebutuhan air minum terpenuhi 100 persen, kumuh 0 persen, dan sanitasi 100 persen.

 

Kotaku akan dilaksanakan di 34 provinsi yang tersebar di 269 kabupaten/kota pada 11.067 kelurahan/desa. Sementara, pemukiman kumuh yang ada di Indonesia seluas 38.431 hektare, terdiri dari 23.473 hektare berada di wilayah perkotaan dan 11.957 hektare di pedesaan.

Program penanganan kawasan kumuh ini juga merupakan upaya mendukung tercapainya target Sustainable Development Goals (SDGs) tekait akses terhadap air bersih dan sanitasi layak. Selain itu, kata Michael, untuk  mengantisipasi kekurangan air baku saat musim panas, DPR dan pemerintah telah mengembangkan pembangunan bendungan dan embung-embung untuk memenuhi kebutuhan air bersih. "Mereka mengapresiasi program yang dimaksud dan delegasi berencana menerapkan hal serupa di Afrika Selatan. Ini menjadi penting, karena pemerintah disana hanya mampu menyediakan kebutuhan air bersih hanya 80 persen," ujar Michael.

 

Di sisi lain, meskipun Indonesia memiliki musim hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, manajemen pengelolaan air dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kekurangan air di masa mendatang. Sebelumnya, LL Zwane didampingi Duta Besar Afrika Selatan Pakamisa Sifuba, mengapresiasi program Kotaku. Dia menyebut kebijakan serupa akan menjadi pertimbangan delegasi untuk mengkaji ulang kebijakan di negaranya.

 

Menurut dia, tidak ada pemerintah yang bisa memberikan air lebih banyak kepada rakyatnya. Indonesia patut bersyukur karena memiliki curah hujan tinggi dibandingkan wilayah di Afrika dengan curah hujan yang paling rendah.

 

Zwane menyebut Afrika Selatan adalah salah satu negara yang tidak beruntung karena kekurangan air. "Yang hanya bisa kami lakukan adalah mendistribusikan secara merata. Sementara, 20 persen masyarakat masih memerlukan perhatian khusus dari pemerintah," ujarnya.