Ki Hadjar Dewantara, Inspirasi Belajar di Tengah Himpitan Ekonomi

Selasa , 02 May 2017, 15:14 WIB
Sejumlah pelajar SDN 162 Kota Jambi mengenakan pakaian adat saat mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Sejinjang, Jambi Timur, Jambi, Senin (2/5).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Sejumlah pelajar SDN 162 Kota Jambi mengenakan pakaian adat saat mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Sejinjang, Jambi Timur, Jambi, Senin (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Setya Novanto meminta Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) jangan hanya sekedar seremoni semata. Menurut dia, esensi dari pendidikan nasional yang patut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dia terkesan dengan perjuangan Ki Hadjar Dewantara yang tak berhenti belajar di tengah himpitan ekonomi.

Menurut Novanto, sudah saatnya Rakyat Indonesia mengingat sejarah perjuangan pendidikan nasional yang dimotori oleh Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Yakni seorang keturunan priyayi atau bangsawan kala itu, yang ikut berperan dalam kemerdekaan Indonesia dan peduli  dengan pendidikan untuk rakyat jelata sehingga Beliau 'dibuang' oleh penjajahan kolonial Belanda.

"Benih-benih kebodohan yang ditanamkan di ladang pemikiran Rakyat Indonesia oleh penjajah Belanda, terbakar hangus oleh  pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara, sepulangnya Beliau ke Bumi Pertiwi dari Pengasingan di Belanda," kata Ketua Umum Partai Golkar itu, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/5).

Novanto mengatakan Ki Hadjar Dewantara mampu membuka mata seluruh Rakyat Indonesia akan pentingnya pendidikan. Novanto mengatakan jendela dunia mulai terbuka, seluruh perenungan dan pemikiran bangsa mulai bangkit, ternyata tak ada hukuman yang lebih menyedihkan dari  terpenjara dan terbelenggu kebodohan. Bagi Novanto, sejarah Ki Hadjar Dewantara lah yang mengispirasi dan menggerakkan saya untuk tetap maju dan berjuang agar tetap sekolah ditengah himpitan ekonomi keluarga dirinya saat itu.

"Saya teringat saat nekat masuk ke perguruan tinggi dan mahasiswa di Surabaya, saya bekerja sebagai sopir sekaligus pembantu agar tidak perlu membayar kos dan mendapatkan gaji untuk membiayai sekolah saya," kata dia.

Novanto juga mengaku untuk mengisi waktu luang dirinya untuk berjualan beras di pasar lalu menjadi tukang cuci mobil disebuah dialer mobil di Surabaya hingga menyelesaikan kuliah. Kemudian pemilik dialer mobil yang sejak awal  mengetahui jika saya kuliah jurusan akuntasi. Saat itu bertanya cara meningkatkan penjualan mobil dan mengembangkan perusahaan yang langsung dia jawab dengan memberikan gambaran planning perusahaan, sesuai dengan ilmu yang dia miliki.

"Alhamdulillah pemikiran saya diterima, bahkan pemilik dialer mempercayakan saya untuk menjadi Ketua penjualan mobil Indonesia bagian timur, sampai akhirnya menjadi pengusaha nasional dan Ketua DPR RI," kata Novanto.

Menurut Novanto, itu semua tak lepas dari pendidikan dan semangat serta kerja keras. Sehingga keadaan hidup saya dapat berubah. Novanto juga menghimbau kepada seluruh Rakyat Indonesia, khususnya generasi muda. Dia meminta agar generasi muda untuk tidak takut melangkah, apalagi untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.

"Masa depan Bangsa ini akan rapuh jika anak bangsa tidak mengecap pendidikan yang cukup, mari kita jadikan hari pendidikan nasional sebagai pelecut semangat belajar belajar dan belajar di negeri ini," kata Novanto.