Pesan Fahri Hamzah untuk Pemuda Pancasila Jatim

Rabu , 22 Mar 2017, 15:18 WIB
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) .
Foto: dpr
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) .

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Jatim Ke VII yang diadakan di JX International Surabaya. Fahri Hamzah berharap Pemuda Pancasila harus membuktikan sebagai kader yang bisa membangun bangsa.

"Buktikan bahwa Pemuda Pancasila bukan stigma buruk, disebut preman. Pemuda Pancasila adalah organisasi pemersatu bangsa menuju Indonesia lebih baik. Buktikan bahwa PP adalah organisasi yang tertib dan memiliki fungsi nyata di dalam masyarakat," kata dia, Selasa (21/3).

 

Kehadiran Fahri Hamzah sebagai salah satu pimpinan DPR di tengah kader-kader PP dalam musyawarah ormas tertua di Indonesia ini memiliki makna tersendiri. Sebagai wakil rakyat, kata Fahri, dia mencoba untuk lebih bisa memahami aspirasi masyarakat.

 

Musyawarah Wilayah VII Pemuda Pancasila kali ini mengambil tema Menegaskan Eksistensi Pemuda Pancasila Sebagai Perekat dan Pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan tema ini Fahri berharap agar cita-cita dan gagasan besar yang dulu pernah menjadi pemandu perjalanan bangsa ini bisa dihadirkan kembali, Pemuda Pancasila harus mengisi kekosongan naratif yang sekarang melanda bangsa ini

 

Pemuda Pancasila juga harus memiliki kesabaran revolusi. Kondisi bangsa yang kehilangan arah perjalanan ini jangan membuat Pemuda Pancasila lari dari gelanggang. Wakil Ketua DPR RI Kokesra menyemangati dan mendorong pemuda memiliki kepercayaan diri untuk memimpin bangsa ini.

 

Dalam acara yang dihadiri puluhan ribu kader PP se-Jatim ini Fahri menekankan organisasi pemuda ini harus menjadi arus besar dalam gelombang perubahan bangsa. Jangan hanya menjadi penonton atau hanya mengikuti agenda orang lain.

 

Kita selama ini, tambahnya hanya takjub, terjebak dan terus-menerus membicarakan agenda orang yang banyak disetting . Banyak orang yang kosong gagasan , tapi terus menerus jadi bahan pembicaraan karena media mengarahkan pikiran kita semua kesana.” Saatnya kita bangun agenda Pemuda Pancasila yang lebih relevan menjawab tantangan zaman ini,” kata dia.