Kesetaraan Dunia Kerja Warnai Perayaan Hari Perempuan Internasional

Rabu , 22 Mar 2017, 09:26 WIB
Perayaan International Women’s Day yang kedua di DPR, Senin (20/3).
Foto: dpr
Perayaan International Women’s Day yang kedua di DPR, Senin (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir tingkat kemajuan perempuan Indonesia sudah cukup luar biasa. Salah satunya dibuktikan lewat kesempatan bekerja dan berkarya di segala bidang kehidupan. Hal itulah yang melatarbelakangi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar perayaan International Women’s Day, Senin (20/3).

“Perayaan International Women’s Day yang kedua di DPR RI ini mengambil tema Women in the changing world of work: Planet 50:50 by 2030. Berdasarkan tema tersebut, kami ingin memfokuskan diskusi tentang peran wanita di dalam dunia kerja, disertai berbagai cara untuk mencapai kesetaraan gender di dalam lingkungan kerja,” ujar Ketua BKSAP DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf dalam sambutannya di acara tersebut.

 

Dia mengatakan dunia kerja saat ini mengalami perubahan seiring dengan dinamika yang dibawa oleh pekerja perempuan dan perubahan globalisasi, revolusi teknologi, kebijakan perdagangan baru, serta dampak dari perubahan iklim. Hal ini membutuhkan kebijakan baru yang inovatif untuk meningkatkan status pekerjaan informal, akses perempuan terhadap teknologi dan pekerjaan layak yang dapat melindungi perempuan dari perubahan iklim dan kekerasan di tempat kerja.

 

Nurhayati mengatakan peran dan partisipasi DPR RI dalam perayaan International Women’s Day ini penting mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women). Indonesia juga mengadopsi Beijing Platform for Action yang berfungsi sebagai blueprint dalam mengidentifikasi berbagai tantangan dan tindakan untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di 12 poin kritikal.

 

Dalam acara ini BKSAP juga mengundang sejumlah perempuan-perempuan hebat Indonesia yang berkiprah di berbagai bidang. Seperti Ida Fauziyah, Politisi dan anggota Komisi I DPR RI yang juga merangkap sebagai ketua Fraksi PKB dan sempat menjadi anggota DPR RI termuda di periode sebelumnya. Annisa Larasati Pohan, pendiri yayasan Tungga dewi yang ikut melakukan pemberdayaan perempuan dan anak di berbagai daerah, Siti Zuhro, Peneliti dari LIPI, Laksma TNI drg Andriani, serta Johanna Brismar skoog, duta besar dari Swedia.

 

Secara spesifik, para pembicara tersebut berbagi pengalaman dan praktik terbaik mengenai pencapaian wanita untuk mencapai posisi kepemimpinan, cara membagi keseimbangan antara hidup dan kerja, serta tantangan-tantangan yang ada di bidang kerja masing-masing. Diharapkan hasil perayaan International Women’s Day di DPR RI tahun ini dapat mendukung program SDGs di dalam kesetaraan gender dan penguatan perempuan di segala bidang. Serta mendorong terciptanya sebuah lingkungan kerja yang inklusif dan mengarusutamakan perspektif gender.