Tantangan Dirut Baru Pertamina Menurut DPR

Ahad , 19 Mar 2017, 13:21 WIB
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik memberikan keterangan kepada wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina di Gedung Utama Pertamina, Jakarta, Kamis (16/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik memberikan keterangan kepada wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina di Gedung Utama Pertamina, Jakarta, Kamis (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik harus mampu membawa perusahaan tersebut lebih efisien dan kompetitif. Selain itu juga harus dapat menyelesaikan sejumlah tantangan ditengah masih belum bergairahnya industri Migas.

"Dirut yang baru akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, selain harus meningkatkan kolektifitas kerja secara internal. Disisi lain, dituntut secara eksternal terampil menghadapi kondisi industri Migas yang masih lesu dan semakin kompetitif di tingkat global," ujar Anggota Komisi VII DPR Rofi Munawar dalam siaran persnya, Ahad (19/3).

Ia menambahkan, ada sejumlah catatan yang harus diperhatikan oleh Elia Massa Manik sebagai direktur PT Pertamina. Di sektor Hulu, kinerja eksplorasi yang telah dicapai sepanjang tahun 2016 harus dipertahankan dan ditingkatkan secara maksimal.

Terlebih, lanjut dia, secara nasional kinerja eksplorasi Migas mengalami stagnasi dalam beberapa Tahun terakhir. Adapun di sektor hilir, pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan Bahan Bakar Minyak (BBM) harus diimbangi dengan diversifikasi produk yang beragam dan pola distribusi yang semakin baik.

Belum lagi persoalan revitalisasi kilang minyak dan perbaikan tata niaga BBM. Catatan lainnya, Rofi berpesan agar Elia harus mampu membuktikan bahwa dirinya bisa fokus dalam mendorong peningkatan kinerja perusahaan.

Tidak boleh terjebak kepada kepentingan non korporasi. Mengingat Pertamina selama ini merupakan salah satu badan usaha milik pemerintah yang strategis, karena memiliki aset dan profit yang lebih besar dibandingkan badan usaha lain.

"Pertamina harus mampu memantaskan dirinya menjadi perusahan yang mampu menjadi back bone (tulang punggung) energi Migas nasional. Hal itu bisa terwujud sepanjang perusahaan tersebut fokus pada visi dan strategi yang sudah ditetapkan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia pada 2025," jelas dia.