DPR Tinjau Rencana Perluasan Bandara Syamsudin Noor

Selasa , 28 Feb 2017, 18:23 WIB
Komisi V DPR meninjau rencana perluasan Bandara Syamsudin Noor, Senin (27/2).
Foto: DPR
Komisi V DPR meninjau rencana perluasan Bandara Syamsudin Noor, Senin (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Komisi V DPR meninjau pembangunan insfrastruktur di Kalimantan Selatan terutama rencana perluasan Bandara Syamsudin Noor, Senin (27/2). Selain meninjau perluasan Bandara Syamsudin Noor, Komisi V juga meninjau serta perluasaan Pelabuhan Trisakti Kalsel serta pembangunan jalan bebas hambatan di Kalsel.

"Kita ingin melihat langsung master plan pembangunan dan perluasaan Bandara Syamsudin Noor, pada dasarnya kita sangat mendukung adanya upaya peningkatan pelayanan di Bandara ini, salah satunya dengan perluasan Bandara," ujar Wakil Ketua Komisi V DPR Lasarus.

Bandara Syamsudin Noor saat ini sudah menampung pergerakan penumpang mencapai 3,5 juta penumpang per tahun. Sementara kapasitas terminal seluas 9.043 meter persegi hanya mampu menampung hingga 1 juta penumpang per tahun. Sementara panjang runway baru sepanjang 2500x45 meter persegi dan appron hanya mampu menampung 12 pesawat.

Bandara Syamsudin Noor saat ini melayani 8 maskapai dan rata-rata penerbangan ada 90 penerbangan per hari. Perluasaan tahap I Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin direncanakan pada bulan Maret 2017 diantaranya perluasan terminal menjadi 50.359 meter persegi yang dapat menampung hingga 6 juta penumpang serta perpanjangan runway hingga 3000 x 45 meter persegi dan perluasan appron berkapasitas hingga 18 pesawat.

Direncanakan pembangunan dan perluasan Bandara Syamsudin Noor akan dilakukan hingga tahap 4 yaitu pada tahun 2047. Pada tahun tersebut, ditargetkan sudah memiliki terminal penumpang seluas 103.953 meter persegi yang dapat menampung hingga 12 juta penumpang per tahunnya.

Hasil kunjungan tersebut akan ditindaklanjuti dalam Rapat Kerja Komisi V DPR dengan Menteri terkait. Selain itu, Komisi V DPR mengapresiasi, dimana saat ini Bandara Syamsudin Noor tidak lagi menjadi salah satu Bandara yang merugi.