Anggota DPR: Jadikan Perubahan Iklim Isu Sentral

Jumat , 14 Oct 2016, 11:03 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya menandatangani Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim di New York, USA.
Foto: dok. Humas Kemenhut
Menteri LHK Siti Nurbaya menandatangani Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim di New York, USA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR Akmal Pasluddin menginginkan pemerintah bisa menjadikan perubahan iklim sebagai isu sentral. Ini mengingat Indonesia menjadi perhatian dunia atas komitmennya mengurangi 29 persen emisi karbon hingga 2030.

"Persoalan pengurangan emisi karbon ini merupakan harapan semua bangsa terhadap Indonesia agar mampu untuk mencapainya," katanya dalam rilis di Jakarta, Jumat (14/10).

Menurut Akmal, perhatian yang besar dari dunia internasional itu merupakan hal yang wajar mengingat luasan hutan RI termasuk kategori 10 terluas secara global. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, Indonesia memiliki hutan tropis ketiga terbesar di dunia.

Sedangkan secara luas, Indonesia menempati peringkat delapan hutan terluas, setelah Rusia, Brasil, Kanada, Amerika Serikat, China, Australia, dan Republik Demokratik Kongo. "Namun yang menjadi kekhawatiran adalah kecepatan penyusutan luasan hutan di negara ini sangat pesat sehingga perlu peningkatan kewaspadaan oleh semua pihak terutama pemerintah," katanya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengemukakan bahwa kerusakan hutan di berbagai dunia termasuk Indonesia telah berpengaruh signifikan terhadap perubahan iklim. Untuk itu, ujar dia, sangat mendesak bagi pemerintah Indonesia untuk lebih serius menjadikan isu perubahan iklim ini menjadi perhatian prioritas.

Sumber : Antara