DPR: Masyarakat Harus Tahan Diri Soal Teror di Gereja

Ahad , 28 Aug 2016, 23:17 WIB
Anggota Brimob Polri melakukan penjagaan di halaman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pascaperistiwa teror bom di gereja tersebut di Medan, Sumatra Utara, Minggu (28/8).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Anggota Brimob Polri melakukan penjagaan di halaman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pascaperistiwa teror bom di gereja tersebut di Medan, Sumatra Utara, Minggu (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Masyarakat Sumatera Utara diharapkan mampu menahan diri terkait dengan aksi teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan dr Mansyur Medan, Ahad (28/8). Anggota DPR RI Fadly Nurzal mengatakan meskipun peristiwanya terjadi di rumah ibadah, kejadian itu diharapkan tidak dikaitkan dengan isu SARA.

Jika tidak, katanya, peristiwa yang disesalkan semua kalangan agama tersebut bisa menimbulkan persoalan berkepanjangan yang dapat mengganggu kenyamanan kehidupan bermasyarakat. Kondisi itu juga dapat mengganggu situasi kamtibmas dan kerukunan umat beragama yang harmonis di Sumut selama ini.

Untuk itu, kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut, semua pihak tetap bersikap tenang dan tidak terpancing dengan berbagai provokasi. "Itu bisa berakibat fatal terhadap situasi sosial kita," katanya.

Masyarakat diharapkan memberikan kesempatan dan kepercayaan penuh kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas seluruh hal yang terkait dengan kejadian itu. "Dengan begitu, masyarakat bisa merasa nyaman dan kebersamaan yang ada selama ini tidak terusik," ujar Fadly.

Meskipun merasa prihatin, Wakil Ketua Umum PPP tersebut, optimistis bahwa masyarakat Sumut bersikap dewasa dan mampu menahan diri sehingga situasi di daerah itu tetap tenang.

Seorang pemuda menyerang pastor di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan dr Mansyur Medan dengan pisau sambil membawa tas yang diduga berisi bom. Namun, pelaku berisial IAH dan masih berusia 18 tahun itu, berhasil diamankan jemaat gereja tersebut.

Sumber : Antara