DPR Sidak Gudang Bulog

Selasa , 07 Jun 2016, 14:56 WIB
Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog, Jl Gedebage, Kota Bandung, Selasa (29/3).
Foto: Ade Lukman Hakim
Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog, Jl Gedebage, Kota Bandung, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyikapi harga-harga pangan yang kerap naik saat ramadhan, DPR RI melakukan pemantauan ketersediaan kebutuhan pokok di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Rombongan DPR tersebut dipimpin oleh Ketua DPR Ade Komarudin, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, serta jajaran Komisi IV dan Komisi VI DPR.‎

Dalam kunjungannya, Ade Komarudin meninjau lokasi penyimpanan beras, dan daging yang diimpor langsung dari Australia dan Selandia Baru. Ia menilai, daging yang dikirim menggunakan pesawat yang dilengkapi fasilitas untuk pembekuan daging cukup baik.

Setelah berdiskusi dan meninjau gudang daging, ia mengatakan, ketersediaan daging sampai lebaran cukup. Kunjungan pria yang akrab disapa Akom ini setelah dia melakukan Sidak ke pasar tradisional Cibitung kemarin (6/6).

Dalam sidaknya, ia menemukan harga daging berkisar Rp 80 ribu untuk operasi pasar, sementara di Pasar Tambun Rp 85 ribu. Pedagang dan pengecer, kata dia, mengambil untung Rp 5 ribu.

''Kita tanyakan juga tadi apakah Bulog juga mendapatkan untung, Alhamdulillah katanya mendapatkan untung,'' kata Akom, usai meninjau Gudang Bulog, Jakarta, Selasa (7/6).

Direktur Pengadaan Bulog Wahyu menyatakan, untuk harga beberapa bagian daging departing, tenderloin, sirloin dan semacamnya memang masih mahal. Menurutnya, tujuan pemerintah impor daging adalah untuk kalangan kelas menengah ke bawah.

''Artinya, orang yang berpendapatan menengah kebawah itu tetep bisa beli daging,'' ujar Wahyu.