Bulog Diharapkan Jadi Institusi Penyangga Pangan Nasional

Senin , 06 Jun 2016, 17:50 WIB
Pekerja memeriksa beras miskin (raskin) di bak truk di area gudang Bulog Divre Serang, Banten, Jumat (22/4).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pekerja memeriksa beras miskin (raskin) di bak truk di area gudang Bulog Divre Serang, Banten, Jumat (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengatakan harga sembako memasuki bulan puasa mengalami kenaikan bervariatif. Namun, rata-rata, kenaikan harga mencapai 30 persen.

Menurut dia, Bulog belum berperan dalam mengatur persoalan pangan di Tanah air. "Kita harapkan Bulog menjadi institusi penyangga pangan yang membantu masalah pangan ini," kata Agus, di Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/6).

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, menjelang hari besar, harga-harga kebutuhan pokok pasti naik. Namun, kali ini harga tersebut lebih tinggi lagi. Bulog dinilai belum memberikan banyak hal kecuali dalam persoalan beras. Memang, kata Agus, tugas Bulog sejauh ini baru mengurusi beras saja.

Ke depannya, DPR berharap Bulog menjadi institusi penyangga pangan sehingga lebih memberi faedah bagi masyarakat. DPR akan terus memantau kondisi tersebut agar rakyat tidak disengsarakan. Hal ini dimaksudkan agar harga pangan tidak dimainkan oleh spekulan pangan.

Hari ini Agus dan Ketua DPR Ade Komaruddin didampingi bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin melakukan sidak ke Pasar Cibitung dan Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Bagi Ade, kunjungan tersebut merupakan satu langkah untuk memberikan kepercayaan diri guna mendorong Bulog menjadi institusi penyangga pangan nasional.

Dalam jangka pendek, kunjungan tersebut memang untuk memantau harga sembako di pasar. Namun, dalam jangka panjang, kunjungan tersebut diharapkan agar saat Ramadhan tahun-tahun berikutnya harga sembako tidak lagi seperti sekarang. Untuk mewujudkannya, butuh langkah sistemis yang mampu menjadikan Bulog sebagai distributor dan penyangga yang menjamin ketersediaan pangan.

"Sehingga, orang Indonesia tak akan kelaparan dan petani yang sedang panen pun tenang karena padi mereka pasti akan dibeli," ujar Ade.