Setya Novanto Belajar Hidup dari Guru

Kamis , 26 Nov 2015, 07:48 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Ketua DPR Setya Novanto.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden Joko Widodo bersama Ketua DPR Setya Novanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru merupakan cerminan teladan yang baik untuk para murid. Ketua DPR RI Setya Novanto mengingat kembali warisan keteladaan yang diterima saat menduduki bangku sekolah.

“Teladan itulah yang pernah saya peroleh saat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar 73 Tebet, Jakarta Selatan dan Sekolah Menengah Atas 9 Jakarta pada dua orang sosok guru dan pendidik, yakni Bapak Ruhiyat dan Bu Sukati,”  kata Novanto melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/11).

Ia menceritkan kembali kisah seorang Bapak bernama Ruhiyat yang tidak sekadar menempatkan dirinya sebagai sosok pengajar Bahasa Indonesia yang terkenal kalem dan penyabar. Selama dididik Ruhiyat, Novanto melihat hampir tak pernah ada amarah dari raut wajahnya, meski dikelilingi puluhan siswa dengan tabiat dan perilaku yang cenderung menyebalkan dan menjengkelkan. Lain hal dengan seorang Ibu guru bernama Sukati yang selalu meluapan amarah dan emosinya siswa SMA 9 Jakarta pasa masa Novanto bersekolah.

“Namun, saya mengenang kedua sosok yang cenderung berlainan karakter tersebut memiliki ciri guru dan pendidik yang sesungguhnya," kata politisi Fraksi Partai Golkar.

Novanto menjelaskan, mereka berdua tidak sekedar mengajarkan apa yang tertera di atas kertas dan tercoret di papan tulis. Mereka mewariskan keteladanan, bahwa kesabaran dan amarah yang ditujukkan padanya mengandung nilai universal tentang bagaimana menghadapi hidup dengan sabar dan mendisiplinkan diri dengan baik.

Politisi asal dapil NTT itu mengatakan, dari sosok seorang Ruhiyat, ia meneladani kesabaran dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Apalagi sebagai public figure yang senantiasa tidak pernah sepi dari fitnah, isu maupun gosip.

Sementara dari Sukati, ia memperoleh teladan tentang bagaimana mendisiplinkan diri dalam meraih impian dan tujuan hidup. Novanto teringat pada pesan Sukati tentang hidup yang cenderung keras membutuhkan ketegasan dan kedisiplinan, agar mampu ditaklukkan.

“Saya berharap, tipikal guru seperti itulah yang mampu berperan penting dalam peningkatan mutu kehidupan bangsa dan negara. Mutu yang tidak sekedar di nilai dari peningkatan material, tapi juga spiritual,” ujar Novanto.