DPR: Kita tidak Mau Penanganan Bencana Telat dan Sementara

Sabtu , 14 Nov 2015, 10:55 WIB
bencana alam
Foto: .
bencana alam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki musim hujan, pemerintah diimbau untuk melakukan antisipasi bencana sedini mungkin.

Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah pusat hingga daerah segera bersinergi.

Sehingga, jangan sampai penanganan bencana baru mengemuka begitu sudah terjadi musibah. Antisipasi sangat perlu dilakukan, apalagi di daerah-daerah langganan banjir dan longsor.

"Kita tidak mau bahwa penanganan bencana di Indonesia sifatnya responsif dan temporal. Jadi mesti sistematis dan melibatkan banyak pihak," ucap Saleh Partaonan Daulay saat dihubungi, Sabtu (14/11).

Saleh menyebutkan, BMKG dan BNPB sudah menyampaikan bahwa seusai El Nino, sejumlah wilayah di Indonesia akan terancam banjir hingga April 2016.

Karena itu, pemerintah daerah diminta sigap berkoordinasi dengan semua pihak terkait, khususnya di daerah-daerah rawan bencana. Petugas-petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bisa segera ditempatkan di titik-titik rawan.

"Mestinya yang dilakukan pemerintah adalah koordinasi dengan seluruh kepala-kepala daerah yang di mana diperkirakan akan rawan banjir dan longsor. Mereka BNPB itu sebetulnya kan sudah punya peta rawan bencana," tutur dia.

Hal lain yang juga sangat penting ialah sosialisasi kepada masyarakat sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan begitu bencana banjir dan longsor terjadi.

Alat penyelamatan semisal perahu karet dan tanggul penahanan luapan air juga harus disiapkan, minimal sejak beberapa bulan sebelumnya. Demikian pula dengan shelter yang akan menjadi tempat penampungan warga yang rumahnya terdampak banjir atau longsor.

Saleh menuturkan, sistem sosial yang sudah ada di area shelter mesti dipelihara. Bangunan sekolah dan rumah sakit kerap menjadi tempat mengungsi sehingga terganggu aktivitas di sana. Saleh berharap, antisipasi bencana juga mencakup kesiapan kondisi di kedua tempat itu.

"Sehingga kalau datang banjir, itu tidak sampai merusak sistem kehidupan sosial. Terutama, mereka yang belajar di sekolah-sekolah dan dirawat di rumah sakit," jelas dia.