Fadli Zon Ternyata Kolektor Keris

Rabu , 20 May 2015, 18:50 WIB
Fadli Zon
Foto: Republika
Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR menggelar Pameran Keris Nusantara mulai hari ini hingga 24 Mei mendatang. Pameran tersebut dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada hari ini, Rabu (20/5). Dalam acara pembukaan pameran tersebut, Wakil Ketua DPR Fadli Zon ditemani Ketua DPR Setya Novanto, penggemar dan pakar keris Indonesia Haryono Haryoguritno serta Ketua Serikat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) Erman Soeparno diberikan kesempatan untuk berbicara mengenai keris.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, acara yang baru pertama kali diadakan tersebut merupakan bentuk perhatian DPR terhadap budaya bangsa. Selain itu, lanjutnya, pameran tersebut menunjukkan bahwa DPR juga bisa menjadi tempat budaya kreatifitas dan bukan sekedar politik.

"Keris ini warisan nenek moyang kita dan dalam kesempatan ini dipamerkan dalam bentuk penghargaan. Banyak karya-karya luar biasa, ada yang dari abad ke 10,11,12 sudah ada keris," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/5).

Fadli mengatakan, keris adalah produk budaya Indonesia yang melalui proses pembuatan yang sangat rumit dan menjadikannya karya yang mendekati sempurna. Ia pun mengaku telah tertarik dengan keris sejak duduk di bangku kuliah. Menurut Fadli, keris selalu hadir dalam setiap peristiwa perjuangan. Dalam lukisan Basuki Abdullah, Pangeran Diponegoro digambarkan sedang berkuda dengan keris terselip di pinggang, tangannya menyerukan semangat tinggi melawan penjajah Belanda.

"Pejuang Sentot Prawiradirja dan Kyai Maja juga melengkapi diri dengan keris selama Perang Jawa. Tuanku Imam Bonjol juga membawa kerisnya dalam Perang Paderi di Sumbar," kata Fadli.

Keris juga hadir dalam masa perang kemerdekaan. Jenderal Sudirman memimpin pasukan gerilya dengan keris yang selalu menemani. Bung Karno dan para pemimpin pendiri Republik Indonesia, ujar dia, pada umumnya mempunyai keris yang dijaga dengan baik. Banyak lagi contoh orang-orang besar yang mempunyai keris.

Keris juga menjadi salah satu simbol kebangkitan identitas nasional di mata dunia. Apalagi keris diakui oleh UNESCO pada 25 November 2005 di Paris sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik dunia dari Indonesia.

"Sejak mahasiswa di tahun 1990-an. Saya sendiri merasa terpanggil. Mulanya karena banyak orang-orang asing tertarik keris, orang Belanda, Amerika, Jerman, Turki. Tapi yang membuat saya tergerak saat itu banyak keris kita dibeli oleh orang Malaysia," jelasnya.

Dia mengungkapkan, keris pertama yang ia beli adalah keris Jawa dengan simbol pamor Beras Wutah seharga dua juta rupiah yang dibeli di Pasar Ancol, Jakarta. Hingga kini, koleksi Fadli telah mencapai sekitar 1.200 keris yang berasal dari Jawa, Sumatera, Minangkabau, Palembang, Riau, Bugis, Lombok, dan Bali. Keris-keris tersebut diakuinya didapat dari kolektor dan ada juga yang dari pemberian orang.

"Keris pertama saya, saya beli karena pada saat itu keris itu mau dibeli orang Malaysia. Jadi sebelum dibeli saya beli duluan," ujar Fadli.

Beberapa keris dari koleksi Fadli pun mendapat tempat dalam pameran tersebut. Selain keris milik Fadli, keris yang dipamerkan antara lain milik Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Politisi PKB Lukman Edy dan Pengacara Adnan Buyung Nasution.