Senin 15 Oct 2018 14:41 WIB

Ketua DPD RI Resmikan IAPP Indonesia

Perdamaian dunia yang digagas UPF sejalan dengan UUD 45.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta.
Foto: DPD
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta meresmikan International Association of Parliamentarians for Peace (IAPP) di Indonesia. Peresmian tersebut dilaksanakan di Gedung Nusantara V Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (15/10).

“Saya senang menjadi bagian dalam mengupayakan terselenggaranya perdamaian abadi di dunia,” ucap Oesman Sapta, seperti dalam siaran persnya.

Menurutnya, perdamaian abadi di dunia yang digagas Universal Peace Federation (UPF) yang sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, konstitusi negara Republik Indonesia. “Sejak merdeka, kami sudah menggariskan akan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” tegas senator asal Kalimantan Barat itu.

Oesman Sapta menambahkan para founding fathers meyakini Indonesia tidak perlu condong terhadap salah satu dari dua ideologis yang sedang berseteru pada saat itu. “Tidak memilih ideologis bukan berarti kami tidak mempunyai ide dan gagasan untuk diperjuangkan sebagai ideologi alternatif,” lontar dia.

Justru, sambungnya, para founding fathers telah sempurna dalam meramu unsur kemajemukan. Salah satu ciri khasnya yaitu membangun negara Indonesia dengan berbagai macam suku, bangsa, bahasa, agama, dan kebudayaan dalam lanskap ‘Bhinneka Tunggal Ika’.

photo
Ketua DPD RI meresmikan International Association of Parliamentarians for Peace (IAPP).

“Gotong Royong sebagai ciri khas bangsa Indonesia adalah lafadz yang melahirkan Pancasila. Karakter inilah yang menjadi perekat dari Bhinneka Tunggal Ika. Gotong Royong pula yang menampilkan kemajemukan sebagai keindahan,” kata Ketua DPD RI ini.

Ia juga berharap semoga di negara Indonesia, para aktivis dan pegiatnya menemukan inspirasi model-model alternatif solusi bagi negara-negara di dunia. Oesman menyarankan untuk menggali sebanyak-banyaknya praktek-praktek yang telah dilakukan Indonesia untuk menangani konflik.

"Berpemerintahan yang baik dan benar, serta solusi-solusi alternatif atas dampak-dampak negatif yang diciptakan modernisasi,” harap Oesman Sapta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement