Jumat 07 Sep 2018 10:36 WIB

Jadi Agen Perubahan, Mahasiswa Harus Melek Politik

Indonesia akan menghadapi pemilu pada tahun depan.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Darmayanti Lubis menjadi pembicara dalam acara diskusi kebangsaan dengan tema peran mahassiwa dalam perkembangan politik di Indonesia yang digelar oleh senat mahasiswa Institut Agama Islam Darul Ulum (IAIDU) Asahan, Kamis (6/9).
Foto: dpd
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Darmayanti Lubis menjadi pembicara dalam acara diskusi kebangsaan dengan tema peran mahassiwa dalam perkembangan politik di Indonesia yang digelar oleh senat mahasiswa Institut Agama Islam Darul Ulum (IAIDU) Asahan, Kamis (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KISARAN -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Darmayanti Lubis mendorong seluruh mahasiswa zaman sekarang khususnya di Kabupaten Asahan untuk tidak buta terhadap situasi perpolitikan di Indonesia.  Hal itu dikatakan Darmayanti saat menjadi pembicara dalam acara diskusi kebangsaan dengan tema peran mahassiwa dalam perkembangan politik di Indonesia yang digelar oleh senat mahasiswa Institut Agama Islam Darul Ulum (IAIDU) Asahan, Kamis (6/9).

Di hadapan mahasiswa, Darmayanti menyampaikan sebentar lagi bangsa ini akan dihadapkan pada pesta demokrasi serentak pada tanggal 17 April 2019. “Terus adik adik mahasiswa yang disini hanya jadi pemilihnya saja. Mulai saat ini tanamkan dalam hati saya harus bisa menjadi pemimpin dan menjadi bagian dari pemerintahan saat ini,” ucap Darmayanti.

Untuk mencapai hal tersebut, saat ini  mahasiswa harus mulai membiasakan diri aktif dalam politik strategis menjadi agen perubahan dan meningkatkan peran sosial control terhadap pemerintah saat ini.

Karena menurutnya peran pemuda, termasuk mahasiswa ikut andil dalam kontribusinya membangun bangsa ini mulai dari 1908 lahirnya Budi Utomo, 1928 Sumpah Pemuda, 1945 merebut kemerdekaan, 1966 turunnya orde lama, hingga terakhir reformasi 1998.  

“Namun saat ini mulai terjadi pergeseran gerakan dikalangan mahasiswa. Perjuangan agent of change  itu seperti sudah tak pernah terlihat lagi di mahasiswa saat ini,” kata dia. 

Darmayanti juga mengharapkan kedepan mahasiswa harus bisa lebih kritis dengan mengoptimalkan peran intelektualnya. Artinya, jika memberi kritik perlu dibarengi dengan dengan analisanya yang lebih tajam tidak sekedar asal kritik.

“Dan yang paling penting harus berpikir secara idealis, tidak praktis harus melihat visi kedepannya serta yang tak kalah lebih penting tamat kuliah tepat waktu,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement