Rabu 16 Aug 2017 13:56 WIB

HUT RI Momentum Teguhkan Komitmen Kebangsaan

Rep: Kabul Astuti/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Suasana sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Oesman Sapta Odang membuka sidang bersama DPR dan DPD RI dalam rangka peringatan 17 Agustus 2017 di Gedung DPR/MPR, Senayan Jakarta Pusat, Rabu (16/8). Sidang ini mempunyai agenda utama untuk mendengarkan pidato kenegaraan presiden Joko Widodo dalam peringatan HUT RI ke-72.

Dalam pidato pembukaannya, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun Republik Indonesia yang ke-72. Ia mengajak seluruh rakyat untuk meneguhkan kembali kesepakatan yang telah termaktub dalam UUD 1945 dan Pancasila.

"Kita perlu menegaskan kembali komitmen kebangsaan ini karena kita menyadari betapa besar tantangan yang kita hadapi saat ini. Bila kita tidak mampu mengelola degan baik berbagai tantangan dan ujian itu, risikonya adalah kemungkinan akan terjadi perpecahan bangsa," kata Oesman Sapta di Gedung DPR RI, Rabu (16/8).

Oesman mengajak seluruh rakyat untuk meneguhkan lagi nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan, serta memperkuat persatuan dan keberagaman. Menurut Oesman, sidang bersama DPR-DPD RI ini adalah momentum yang tepat bagi DPD dan DPR RI untuk memgkristalisasi berbagai persoalan yang dihadapi rakyat di seluruh pelosok tanah air.

Oesman mengapresiasi proyek pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan Joko Widodo di seluruh Indonesia. Menurutnya, para petani karet, petani kelapa sawit, buruh, dan nelayan di berbagai pelosok telah merasakan hasil nyata pembangunan jalan dan infrastruktur yang dilakukan pemerintah. Pembangunan infrastruktur saat ini telah merata di seluruh Indonesia.

Kendati demikian, Oesman menilai masih ada masalah mendasar yang dihadapi bersama, terutama kesenjangan ekonomi dan kesenjangan rasa kebangsaan. "Dari tahun ke tahun, kita mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun, tapi kualitas pertumbuhan itu masih menyisakan pekerjaan rumah sangat besar, yakni kesenjangan ekonomi," ujar Oesman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement