Senin 31 Aug 2015 20:48 WIB

DPD RI Awasi Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji

Rep: eric Iskandarsjah Z/ Red: Taufik Rachman
Seorang petugas medis PPIH dari daerah kerja (daker) Madinah memeriksa kondisi kesehatan seorang jamaah calon haji yang dirawat di poliklinik Haji Indonesia di Madinah.
Foto: Antara
Seorang petugas medis PPIH dari daerah kerja (daker) Madinah memeriksa kondisi kesehatan seorang jamaah calon haji yang dirawat di poliklinik Haji Indonesia di Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI akan melakukan pengawasan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Salah satu hal yang menjadi perhatian DPD RI adalah mengenai pelayanan kesehatan.

Anggota Komite III DPD RI, Ahmad Jajuli mengatakan, DPD RI berkomitmen untuk mengupayakan kemudahan pelayanan kesehatan jamaah selama di Tanah Suci. "Kita sudah menjalin kesepakan dengan otoritas setempat," ujarnya melalui siaran pers kepada Republika, Senin (31/8).

Menurut dia, DPD RI telah mendapat persetujuan dafi otoritas kesehatan haji untuk memberi kewenangan kepada rumah sakit bandara . Ia mengatakan, jika memang di periksa dokter bandara dan ternyata kondisi kesehatannya tidak memungkinkan maka tidak boleh berangkat. Walaupun lampiran kesehatannya menyatakan jamaah sehat.

Ia juga mengatakan pelayanan kesehatan di Madinah itu berbeda dengan pelayanan kesehatan di Makkah." Di Madinah, puskesmas di pemondokan itu tidak boleh melakukan tindakan medis. Bahkan sekadar untuk infus, jadi cuma pencegahan dan pemberian obat saja," kata dia.

Sedangkan di Makkah kita sudah ada pelayanan kesehatan yang maksimal. Jadi disana ada delapan tempat tidur yang terdiri dari empat ICU dan empat reguler"Nah, di Makkah ini sudah boleh dilakukan tindakan medis," kata Jajuli.

Dia menambahkan, di Madinah dan Mekkah berbeda pelayanannya karena di madinah itu jamaah datang masih dalam kondisi fit karena baru datang dan belum melaksanakan ritual ibadah maka mereka cenderung masih fit. Sedangkan  di Mekkah itu kondisinya beda dimana kepadatanya luar biasa di Mina, air terbatas, desak-desakan disana maka di Mekkah lah yang disiapkan lebih optimal oleh pemerintah.

Jajuli menyatakan tim kesehatan bagi jamaah haji sekarang manajemennya lebih baik karena sudah mengkategorikan jamaah menjadi tiga. "Saat ini jamaah diberikan gelang dengan warna yang berbeda sesuai dengan tingkat kesehatannya, gelang merah untuk lansia dan sakit berisiko, gelang kuning sakit tapi tidak berisiko, gelang hijau itu untuk yang sehat, nah hal ini bisa menjadi pedoman tim medis di lapangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement