Kamis 21 Aug 2014 16:29 WIB

Irman Gusman: Kelemahan Indonesia Kurang Percaya Diri

Rep: C73/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua DPD Irman Gusman setiba di gedung KPK di Kuningan, Jakarta, Rabu (23/7).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ketua DPD Irman Gusman setiba di gedung KPK di Kuningan, Jakarta, Rabu (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN pada tahun depan, bangsa Indonesia harus melakukan antisipasi. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Irman Gusman menyatakan, modal utama dalam menghadapi persaingan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).

Menurut dia, saat memasuki era globalisasi, sumber kemakmuran itu tidak lagi ditentukan oleh sumber daya alam semata. "Kuncinya adalah kreativitas dan inovasi, independensi dan keberanian," kata Irman dalam orasinya dihadapan sekitar 7 ribu mahasiswa baru di Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok pada Rabu (21/8).

Irman menyampaikan tantangan dan hal yang harus disiapkan bangsa ini ke depan. Menurut dia, pengetahuan dasar haruslah diseimbangkan dengan keterampilan. Para mahasiswa, imbau dia, harus diberikan visi dan dilatih dalam pembentukan karakter yang memiliki semangat dan pantang menyerah.

Dia percaya, bangsa Indonesia bisa unggul dari negara lain. Karena itu, Irman berharap pada generasi muda sekarang untuk bercita-cita menjadi pemimpin. Pasalnya, seorang pemimpin akan think for the next generation, sedangkan politikus itu think for the next election. "Saya merasa tanggung jawab sebagai pemimpin sekarang, untuk menyiapkan generasi bangsa," katanya.

Sebagai seseorang yang telah mengabdi selama 15 tahun di lembaga negara, Irman mengatakan, masyarakat negara ini haruslah percaya diri sebagai negara besar. Yang menjadi kelemahan dari bangsa ini ,menurutnya, sebagaimana mengutip ucapan Bung Karno, Indonesia kurang percaya diri.

Dia mencontohkan, sebagai negara agraris dan maritim, negeri ini lebih banyak mengimpor dibanding mengembangkan sebuah inovasi produk. Irman melanjutkan, Indonesia memiliki penduduk yang besar.

Jika tidak hati-hati, sambung dia, keunggulan itu malah dimanfaatkan negara tetangga. Karenanya, bangsa ini harus meningkatkan kualitas. Terutama bagaimana menjaga daya saing dengan bangsa lain, dan meningkatkan kualitas demokrasi.

"Kita harus bangga, banyak pekerjaan rumah yang harus kita lakukan. Indonesia satu-satunya negara yang bisa bertranformasi menjadi negara yang demokratis," tuturnya.

Mantan peserta Konvensi Capres Partai Demokrat itu menyebut, kunci kemajuan sebuah bangsa atau industri, tergantung pada perguruan tinggi. Sebagai contoh, UI yang terbaik di Indonesia masih berada di urutan ke-350 dunia. Sedangkan di universitas terbaik Singapura, National University of Singapore menempati ranking ke-25 dunia.

"Karena itu, target pemerintah dan parlemen pada 2045 adalah agar UI ini berada di urutan 50 besar terbaik di dunia," ujar Irman.

Mengakhiri orasinya, Irman berjanji akan membagikan sekitar seribu buku autobiography, yang menceritakan sosok Irman dalam 20-30 tahun yang lalu. Buku tersebut akan diedarkan di perpustakaan yang ada di UI. Dia meluangkan waktu sebelum berangkat ke India. Selepas menghadiri acara, Irman langsung berangkat menuju bandara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement