Rabu 04 Jun 2014 17:32 WIB

Kebijakan Harga Pengaruhi Pilihan Komoditas yang Ditanam Petani

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Muhammad Hafil
Petani (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petani (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengakui kebijakan harga pangan sangat berpengaruh terhadap pilihan komoditas yang ditanam oleh petani. Pada beberapa kasus, hal ini menyebabkan kebutuhan masyarakat akan bahan-bahan pangan tertentu menjadi sulit terpenuhi.

“Sebagai contoh, rendahnya harga kedelai dibandingkan harga beras membuat petani lebih memilih menanam beras. Tak heran bila saat ini Indonesia kesulitan memenuhi kebutuhan kedelai yang mencapai 2,4 juta ton, sedangkan kemampuan produksi dalam negeri hanya 800 ribu ton,” tutur Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD RI di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (4/6).

Karenanya, kata Rusman, butuh formulasi yang tepat untuk menentukan kebijakan harga pangan ke depan agar masalah serupa bisa diminimalisasi. Di samping itu, edukasi terhadap para petani juga perlu ditingkatkan lagi supaya lahan yang mereka garap tidak bergantung pada satu komoditas saja.

Dalam pertemuan tersebut, anggota Komite IV DPD RI Sarah Lerry Mboik dan Iskandar Baharudin Lopa sempat menyoroti langkah Kementan yang melakukan pencetakan sawah baru tapi tidak sesuai dengan kebutuhan daerah. Menanggapi hal tersebut, Sesjen Kementan Hari Priyono mengakui masalah pertanian dalam praktiknya seringkali bersinggungan dengan sektor lain di luar kewenangan mereka.

Untuik persoalan sawah baru yang minim irigasi misalnya, instansinya harus bekerja sama dengan Kementerian PU untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pun persoalan infrastruktur jalan untuk pengangkutan hasil pertanian.

“Peran infrastruktur  terutama jalan sangat penting dalam mendukung konektivitas antar daerah dalam distribusi hasil pertanian, kita juga masih belum memiliki teknologi penyimpanan dan pengolahan hasil pertanian yang mampu menampung hasil panen agar tetap tersedia sepanjang tahun,” jelas Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement