Jumat 21 Jan 2011 09:11 WIB

Berwisata Sambil Berburu Celeng, Mau?

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI-- Berburu celeng atau babi hutan yang hingga kini masih menjadi tradisi mayarakat petani Kerinci, Jambi, bisa dijadikan salah satu bentuk paket wisata sekaligus membantu petani dalam mengatasi hama babi, kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indoensia Jambi, Guntur.

Tradisi buru babi yang hingga kini masih bertahan di tengah kehidupan masyarakat petani Kerinci, sangat unik dan khas, sehingga layak diangkat menjadi salah satu paket wisata yang bisa ditawarkan kepada para wisatawan, katanya di Jambi, Jumat.

Babi hutan bagi mayarakat petani merupakan hama yang tidak pernah bisa dimusnahkan karena perkembangbiakannya sangat cepat. Secara berkala petani Kerinci menggelar perburuan celeng sekali dalam sepekan. Mereka menggelar perburuan tradisional tersebut setiap hari Jumat ke ladang-ladang, belukar-belukar dan hutan-hutan di sekitar perkampungan dan perladangan masyarakat.

Perburuan tersebut masih tetap dilakukan dengan pola dan cara tradisional, yakni dengan tidak menggunakan senjata api dan obat bius apalagi racun hama. Senjata pemburu hanya senjata tradisional seperti "kujur" atau sejenis tombak dan lembing, serampang atau tombak berkait, patuk parang panjang yang ujungnya berkait dan ada juga yang menggunakan panah.

Para peserta perburuan selalu disertai oleh anjing-anjing piaraannya. Celeng yang berhasil ditangkap dagingnya dibagi-bagikan kepada setiap pemburu untuk jadi santapan anjing-anjing pemburu tersebut.

Setiap perburuan diprakarsai oleh Persatuan Olahraga Buru Babi Indonesia (PORBI) yang kini telah ada di setiap desa. Tidak jarang pula antar PORBI tersebut menggelar perburuan massal atau bersama-sama jika di satu kawasan terjadi peningkatan populasi babi hutan yang cukup tinggi.

Selain di Kerinci, di berbagai daerah lainnya seperti di Sumbar dan Sumut, juga hidup tradisi berburu babi serupa, namun dengan adanya aturan yang dipatuhi setiap pemburu tersebut, perburuan babi di Kerinci menjadi salah satu bentuk tradisi yang lebih esensial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement