Selasa 15 Mar 2011 13:22 WIB

Daging Impor Selundupan Rusak Harga

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Didi Purwadi
Daging impor (Ilustrasi)
Foto: CORBIS
Daging impor (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Daging impor selundupan yang marak beredar di Jawa Timur (Jatim) merusak harga sapi potong peternak. Meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melarang masuknya daging impor, namun produk tersebut masih beredar secara sembunyi-sembunyi tanpa melalui prosedur resmi.

Gubernur Jatim, Soekarwo, mengatakan kebanyakan daging impor secara ilegal masuk ke daerahnya dari wilayah Jawa Tengah (Jateng). “Masuknya melalui jalan darat seperti jalur Cepu-Bojonegoro, Bulu-Tuban, Mantingan-Ngawi, dan Wonogiri-Pacitan. Kita bukan kecolongan, mereka yang nyolong-nyolong,” terang Soekarwo, Selasa (15/3).

Menurut dia, beredarnya daging impor selundupan memang tidak memengaruhi harga daging secara langsung di pasaran. Namun, yang terkena dampak adalah harga sapi potong hidup. Pasalnya, transaksi di pasar tidak berjalan sebagaimana mestinya. Karena produk tersebut tidak dipotong RPH (rumah pemotongan hewan), maka terjadi penurunan rata-rata dua puluh lima persen sapi potong peternak di Jatim.

Soekarwo melanjutkan, harga sapi potong biasa terkini turun dari Rp 14 juta menjadi Rp 11 juta, sapi limosin generasi IV dari Rp 20 juta menjadi Rp 16 juta. Harga sapi jenis limosin turun dari Rp 23,5 juta menjadi Rp 21 juta dan sapi benggala dari Rp 22 juta menjadi Rp 20 juta rupiah. “Semua harga sapi turun akibat maraknya selundupan. Hal itu membuat rugi peternak sapi,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement