Jumat 11 Feb 2011 13:36 WIB

BMT Lereng Merapi Terancam Kolaps

Rep: Yoebal Ganesha/ Red: Djibril Muhammad
Gunung Merapi
Foto: Reuters
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Sejumlah BMT di lereng Merapi, yang tergabung dalam Pusat Koperasi Syariah Formes, terancam kolaps karena banyak nasabah mereka terpuruk akibat erupsi Merapi. Setidaknya dari 52 BMT yang tergabung dalam Puskopsya Formes, 17 BMT diantaranya kini kekurangan liquiditas, karena dananya tertahan di nasabah,'' kata Bambang Susanto, manajer KSU BMT Sejahtera, Jumat (11/2).

Sebagai contoh, kata Bambang, akibat erupsi Merapi  hampir 70 persen dari 823 nasabah/anggota kopesi BMT-nya sekarang kesulitan mengembalikan pinjaman mereka. Pinjaman ini berupa modal kerja dengan skim syariah musakorah. Bambang mengatakan kebanyakan nasabahnya BMT-nya adalah pada petani salak di Desa Bangunkerto, Turi.

Mereka memanfaatkan layanan permodalan dari BMT ini, yang dananya selanjutnya dipakai untuk kebutuhan perawatan kebun salak, pemupukan, dan juga biaya pengairan selama musim kemarau (untuk pompa air). Ia mengatakan aset BMT-nya hanya Rp 1,4 miliar, yang Rp 500 juta diantaranya adalah dana pihak ketika berupa simpanan para anggota.

Saat ini, BMT-nya telah menyalurkan dana ke masyarakat sampai Rp 1,2 miliar, dan diperkirakan Rp 600 juta diantaranya berpotensi macet total. ''Jelas dengan kondisi ini kami sangat kekurangan liquiditas,'' kata Bambang, yang ditemui pada acara kunjungan anggota DPR Komisi VI ke Bangunkerto.

Keadaan akan semakin parah, katanya, apabila para nasabah -- yang rata-rata adalah korban erupsi Merapi -- lalu memerlukan dana cepat, sehingga mereka bisa saja sewaktu-waktu mereka terpaksa menarik simpanannya di BMT ini. Bambang mengatakan kondisi bisa semakin memburuk karena untuk pemulihan kebun salak yang rusak akibat erupsi Merapi memerlukan waktu sampai 2 tahun.

''Artinya dalam 1-2 tahun ke depan produksi salak kemungkinan akan berkurang, dan para petani salak akan kesulitan mengembalikan pijaman modal kerja mereka,'' tuturnya.

Ia berharap pemerintah dapat membantu BMT-BMT yang kesulitan liquiditas ini dengan bantuan modal bersyarat lunak, agar bisa tetap membantu permodalan untuk para petani salak. Dana tersebut, katanya, dibutuhkan untuk penambahan modal baru bagi petani salah korban erupsi Merapi, sehingga mereka bisa memperbaiki kebun-kebun salaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement