Jumat 28 Jan 2011 21:12 WIB

Hindari Kecelakaan, Adpel Bakauheni Perketat Prosedur Pelayaran

REPUBLIKA.CO.ID,BAKAUHENI--Adpel Bakauheni memperketat prosedur pelayaran dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak untuk menghindari kejadian serupa yang menimpa KMP Laut Teduh 2 di perairan Selat Sunda. Administrator Pelabuhan Bakauheni, Muhamad Ali, di Bakauheni, Jumat, mengatakan, pihak ASDP harus memberikan data secara lengkap jumlah penumpang yang menggunakan jasa penyeberangan di pelabuhan itu.

Dia mengemukakan, seperti kejadian yang menimpa KMP Laut Teduh 2, data korban meninggal dan korban selamat serta hilang tergolong simpang-siur karena data yang diperoleh dari Adpel tidak sama dengan total penumpang setelah dievakuasi. Bahkan, kata dia, hingga penumpang selamat dan meninggal telah dievakuasi sejumlah lebih banyak dan berbagai pihak masih mencari korban di lokasi kejadian karena datanya simpang siur.

Namun jika data dari ASDP akurat maka jumlah penumpang yang selamat dan yang meninggal jika sudah dievakuasi sudah dapat di ketahui apakah masih ada yang hilang atau sudah dievakuasi seluruhnya. Dia menjelaskan, selama ini jumlah penumpang seluruhnya tidak sama dengan data penumpang yang diserahkan kepada Adpel karena di dalam sebuah kapal feri, selain anak buah kapal (ABK), juga terdapat pedagang asongan yang jumlahnya cukup banyak baik terdata atau tidak, sehingga kedepannya harus akurat datanya.

Dia menambahkan, untuk kejadian nahas KMP Laut teduh semua yang menangani Pelabuhan Merak karena akan bertolak dari pelabuhan tersebut yang tidak diinginkan bersama. Selain itu, sebagian penumpang juga ada yang naik melalui lobang jendela kapal saat baru sandar untuk menghindari pembayaran tiket. Kemudian pendataan penumpang kendaraan juga harus valid, tidak berdasaran kapasitas seperti halnya kendaraan truk yang kapasitasnya tiga orang bisa jadi di dalamanya terdapat lebih dari jumlah tersebut.

Dia mengatakan, akan meningkatkan koordinasi dengan ASDP untuk menjamin keamanan dan keselamatan penumpang yang sesuai dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjenhubla) harus ditekan pada titik "zero" atau nol. Perwira Jaga Adpel tersebut, Khatilik, juga menambahkan,pihak ASDP harus benar-benar berkerja sama dengan pihak Adpel untuk menjamin keselamatan sesuai prosedur pelayaran agar tidak terjadi kejadian serupa.

"

ASDP harus percaya kepada kami karena kami sebelumnya telah menempuh pendidikan pelayaran sebelum ditugaskan sebagai administrtor pelabuhan," kata dia. Dia mencontohkan sebenarnya seperti di Pelabuhan Bakauheni belum memenuhi standar keselamatan karena bantalan sandar kapal terbuat dari besi, seharusnya terbuat dari karet seperti di Pelabuhan Panjang Bandarlampung.

"Namun kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan koordinasi dengan ASDP agar tercipta suasana kenyamanan dan keselamatan penumpang terjamin," ujar dia. Sementara itu, PT ASDP Indonesia Ferry menyatakan para keluarga korban terbakarnya kapal feri itu akan segera mendapatkan satunan. "Mereka akan mendapatkan santunan sesuai dengan prsedur yang terdapat pada tiket melalui jaminan Jiwasraya dan Jasa Raharja sesuai ketentuan yang berlaku," ujar dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement