Jumat 14 Jan 2011 21:37 WIB

Madrasah NU di Madiun Terbakar

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN--Sebuah sekolah dibawah Yayasan Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sailul Ulum di Desa Pagotan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terbakar, Kamis (13/1) malam. Warga desa setempat, Gatot, Jumat dini hari, kepada wartawan mengatakan, api mulai terlihat sekitar pukul 19.00 WIB. Salah seorang warga sekitar sekolah yang pertama kali mengetahuinya dan langsung memberi tahu warga lainnya.

"Saya diberi tahu oleh Pak Jeni. Ia yang pertama kali melihat api, karena rumahnya berada di belakang sekolah yang terbakar. Melihat api yang telah membesar, ia langsung memberi tahu warga lainnya dan menelpon mobil pemadam kebakaran," ujar dia.

Satu unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Madiun langsung didatangkan ke lokasi. Petugas dibantu dengan warga desa setempat bergotong-royong memadamkan api. Sedikitnya terdapat tiga ruang yang terbakar. Yakni ruang koperasi sekolah yang menjadi satu dengan ruang unit kesehatan sekolah (UKS), dan dua ruang kelas. Pusat api terlihat berasal dari ruang koperasi sekolah dan merembet ke dua kelas yang berada di samping kiri dan kanannya.

"Beruntung sekolah sedang kosong, sehingga tidak ada korban. Padahal, biasanya saat sore hingga malam, sekolah ini digunakan untuk Madrasah Diniyyah Banin Banat," kata Gatot.

Warga langsung mengevakuasi bangku-bangku yang berada di kelas ke tempat yang lebih aman. Sedangkan, buku-buku yang dijual, bangku, dan peralatan perobatan di ruang koperasi dan UKS, hangus terbakar. Selang empat jam kemudian, sekitar pukul 23.00 WIB, api berhasil dipadamkan. Hingga Jumat dini hari, warga desa sekitar dan polisi masih berjaga-jaga di lingkungan sekolah.

Sementara, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Al-Ma'arif, Nanang Farony mengatakan, akibat kebakaran ini, kerugian yang dialami oleh yayasannya mencapai hingga Rp 50 juta. "Terdapat satu ruang koperasi sekolah dan dua kelas yang terbakar. Kelas yang terbakar adalah Kelas IA dan IIB. Pusat api memang berada di ruang koperasi sekolah," ujar Nanang.

Pihaknya memperkirakan, kebakaran disebabkan karena hubungan arus pendek. Apalagi, kompor gas dan tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang memang berada di ruang koperasi sekolah, terlihat utuh. "Kami sempat mengira kebakaran akibat dari tabung elpiji yang meledak. Namun, setelah dicek, tabung masih dalam keadaan utuh. Dimungkinkan kebakaran akibat listrik," papar Nanang.

Ia menambahkan, untuk kelancaran proses belajar dan mengajar siswa, sementara pihaknya akan menggunakan ruang kelas secara bergantian. Yakni, dengan beberapa kelas yang akan dipulangkan lebih cepat dari biasanya. Adapun, jumlah ruang yang ada di sekolah tersebut sebanyak sembilan ruang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement