Sabtu 11 Dec 2010 06:30 WIB
Pemberdayaan Korban Merapi

Untuk Penyaluran Dana, P2EB UGM-Republika Gandeng BPD Syariah DIY

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Harian Umum Republika bersama dengan Penelitian dan Pelatihan Ekonomika & Bisnis (P2EB) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggandeng Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah DIY melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat korban letusan Merapi di Provinsi DIY.

BPD Syariah akan bertugas menyalurkan dana yang dihimpun Harian Republika dari para donatur pada masyarakat korban Merapi sedangkan P2EB UGM bertindak sebagai penanggungjawab, gawas dan pendampingan terhadap pengguliran dana tersebut.

Kerja sama pemberdayaan ekonomi korban Merapi oleh dua lembaga tersebut dilakukan secara resmi di UGM, Jumat (10/12). Naskah kerjasama ditandatangani langsung oleh Direktur P2EB UGM Dr Anggito Abimanyu dan Direktur Pemasaran Bank BPD DIY, Bambang Setyo Pranoto.

Direktur P2EB UGM Anggito Abimanyu mengatakan, pemberdayaan ekonomi korban Merapi tersebut akan dilakukan dengan penyaluran dana bergulir dengan bagi hasil yang sangat ringan dan dijamin oleh pihaknya. Nasabah yang memperoleh dana tersebut hanya dikenakan bagi hasil 6 persen atau hanya 50 persen dari bunga bank pada umumnya.

"Dana yang dipinjamkan bunga hasilnya sangat murah karena ada dana yang disimpan sebagai jaminan," terangnya. Dana yang akan digulirkan untuk pemberdayaan ekonomi korban  Merapi tersebut sebesar Rp 2 M dimana Rp 1,5 M dari dana yang dikumpulkan Harian Republika dan Rp 0,5 M dari pihak lain.

BPD Syariah sendiri kata Anggito, akan melakukan restrukturisasi terlebih dahulu para nasabah yang terkena dampak letusan Merapi tersebu, setelah itu nama-nama nasabah tersebut akan dikirim ke P2EB UGM untuk dipilih mana-mana nasabah yang layak menerima dana bergulir itu.

Selanjutnya P2EB UGM akan melakukan pendampingan manajemen terhadap nasabah-nasabah tersebut. "Ini akan menjadi labolatorium UKM bagi kami, kita akan melakukan pendampingan manajerial kepada mereka seperti yang kita lakukan terhadap UKM di sentra industri kulit di Manding, Bantul," tambahnya.

Dengan begitu kata Anggito, nasabah yang memperoleh dana ini akan menikmati empat keuntungan sekaligus yaitu direstrukturisasi hutangnya yang terdahulu, bisa memulai usaha kembali dengan kredit yang memiliki bagi hasil ringan, memperoleh penjaminan kredit dan didampingi secara intensif oleh P2EB UGM.

Bambang Setyo Pranoto mengatakan, jumlah kredit bermasalah di BPD Syariah akibat letusan Merapi hingga akhir tahun 2010 ini mencapai Rp 4 Miliar dan untuk BPD secara keseluruhan mencapai Rp 18 M. Pihaknya akan menggandeng Baitul Maal Wattamwil (BMT) atau koperasi untuk penyaluran dana bergulir melalui program ini. "Sedikitnya ada enam BMT dimana masing-masing akan memperoleh dana bergulir untuk anggotanya antara Rp 200-300 juta. Kita pilih BMT karena mereka sudah tahu dan mengenal secara detail setiap anggotanya," papar Bambang.

Diakuinya, konsep penyaluran dana bergulir untuk penanganan korban bencana tersebut baru pertama dilakukan pihaknya di DIY. Menurutnya, ini merupakan konsep yang bagus dan brilian dan bisa dicontoh oleh para pemilik dana lainnya. Dana yang digulirkan ke BMT tersebut dikenai bagi haisl sebesar dua persen dan BMT ke nasabahnya memberlakukan bagi hasil sebesar 4 persen.

Nasabah yang dipilih untuk menerima dana itupun adalah nasabah yang maish memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkembang. harapannya dengan pendampingan dari P2EB UGM sendiri dana tersebut akan bisa terputar dengan baik sehingga jangkauan nasabah yang diberdayakan dengan dana tersebut bisa semakin banyak.

Anggito sendiri memiliki gambaran, jika setiap nasabah korban Merapi diberikan dana Rp 20 juta maka akan ada sedikitnya 100 nasabah yang diberdayakan dengan program tersebut.

sumber : tyulianingsih
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement