Jumat 03 Dec 2010 10:25 WIB

Gunung Bromo Meletus Lagi

Rep: Asan Haji/ Red: Endro Yuwanto
Gunung Bromo
Foto: Antara
Gunung Bromo

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO--Meski sempat menurun selama empat hari terakhir, Gunung Bromo meletus lagi, Kamis (2/12). Ketua Tim Tanggap Darurat Bromo, Gede Suantika menilai, letusan tersebut masuk kategoti erupsi minor. Sebab, material letusan yang mencapai  ketinggian sekitar 800-900 meter itu masih jatuh di kawasan kaldera Bromo.

‘’Sore tadi Bromo memang mengalami erupsi minor lagi sekitar pukul 17.02 WIB. Ini kejadian yang keempat kalinya,’’ jelas Gede Suantika yang juga Kepala Bidang Vulkanologi dan Pergeseran Tanah di di Posko Takis Tanggap Darurat Bromo, Cemorolawang, Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Kamis (2/12).

Sejak ditetapkan berstatus awas, Bromo mengalami erupsi minur pada Jumat (26/11) sekitar pukul 17.22 WIB, lalu mengalami erupsi minor lagi Sabtu (27/11) pukul 14.30 WIB dan Ahad (28/11) sekitar pukul 05.09 dan Kamis (2/12) meletus lagi sekitar pukul 17.02 WIB.

 

Erupsi minor yang terjadi keempat kalinya itu sedikit lebih besar dibandingkan letusan sebelumnya. Material yang dimuntahkan dari kawah Bromo itu sedikit berbeda dengan sebelumnya. Di antara materialan itu berupa abu, pasir, kerikil, gas dan belerang, dan lain-lain.

Material tersebut secara visual membumbung tinggi ke udara, diprediksi mencapai 800-900 meter. Kepulan asap tersebut berwarna coklat pekat, kemerah-merahan. Kepulan asap tersebut mengikuti arah angin ke kawasan Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

Sesuai dengan yang tarakhir terekam di lewat seismograf PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Bromo Cemorolawang, letusan itu diawali gempa vulkanik yang terjadi sebanyak  15 kali. Gempat dengan amplitudo 6-40 mili meter itu berlangsung sekitar  8-27 detik. Sedangkan gempa tremor terjadi secara terus-menerus dengan amplitudo 2-6 milimeter.

Sementara itu, data aktivitas mulkanologi yang terekam di kawah Bromo sejak 06.00-12.00 WIB gempa vulkanik yang terjadi sebanyak 11 kali. Amplitudonya 12-40 milimeter. Lamanya gempat vulkanik itu 7,5-23 detik. Sedangkan gempa tremor dengan amplitudo 1,5-6 milimeter secara terus-menerus.

Melihat data tersebut, menurut Gede Suantika, yang juga Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG Bandung ini,  Bromo memang sulit diprediksi. ‘’Aktivitasnya sempat menurun, tapi tiba-tiba mengalami erupsi minor lagi,’’ tutur pejabat dari PVMBG Bandung ini.

Karena itu, Suantika mengimbau warga agar terus waspada. Sebab, kondisi Bromo ini dinilai masih fluktuatif. Sesaat menurun, sesaat kemudian bisa terjadi letusan sebagaimana yang telah terjadi Kamis (2/12) sore. Itu karena energi di magma dalam diprediksi masih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement