Sabtu 13 Nov 2010 06:35 WIB

Petugas BI Mendata Debitur Korban Merapi

Rep: my1/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Lumpuhnya kegiatan ekonomi akibat letusan Gunung Merapi membuat milyaran kredit terancam macet. Untuk itu, petugas Bank Indonesia (BI) mulai mendata pengungsi yang memiliki pinjaman di sejumlah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Data tersebut akan digunakan untuk menentukan kebijakan terkait pelunasan pinjaman pengungsi Merapi.

“Kita lakukan survey para debitur khususnya yang terkena dampak letusan Gunung Merapi. Seberapa besar tingkat kerusakan yang mereka alami. Nanti hasilnya akan dilaporkan ke pemerintah pusat, “ ujar Kepala BI Soloraya, Doni Primanto Joewono ditemui wartawan di Pemkab Klaten, Jumat (12/11).

Doni menyebutkan terdapat sekitar 1312 debitur di Klaten dan Boyolali yang memiliki pinjaman di sejumlah bank umum dan BPR. Nilai kredit ribuan debitur tersebut mencapai Rp 27 Miliar. Di Klaten sendiri terdapat sekitar 700 debitur dengan nilai kredit mencapai Rp 6,8 Miliar. “Sebagian besar kredit itu disalurkan pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang sekarang sebagian harus tutup karena letusan Merapi, “ ungkap Doni.

Doni mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kebijakan untuk para debitur yang terkena dampak Merapi. Pihaknya baru mempertimbangkan sejumlah kebijakan yang dapat meringankan beban debitur yang menjadi pengungsi Merapi. “Nanti kita pertimbangkan dulu, apa bisa diberi keringanan pembayaran saja seperti pengungsi akibat gempa 2006 lalu, atau bisa juga diperpanjang masa pengembaliannya dengan mengurangi jumlah cicilan. Eksekutor kebijakan nanti di pemerintah pusat, “ terangnya.

Pendataan tersebut, sambungnya, juga untuk mengetahui kemampuan mengembalikan utang para debitur. “Kita lihat apa kredit itu ternyata lancar, kurang, atau justru macet, “ ujarnya.

Prioritas pendataan, ujarnya, dilakukan pada debitur yang terkena dampak langsung Merapi sehingga kreditnya terancam macet.Akibat letusan Merapi, Doni menambahkan sejumlah bank terpaksa ditutup. Hal itu seperti yang terjadi pada dua bank BRI di Kecamatan Manisrenggo dan Karangnongko. “Petugas dan warga sekitar mengungsi, jadi diambil kebijakan ditutup sementara. Untuk kedua bank yang ditutup itu, operasionalnya akan dialihkan ke BRI Klaten, “ ujarnya.

Sementara itu, ratusan UMKM di Klaten harus menghentikan usahanya untuk sementara karena adanya letusan Gunung Merapi. Data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) setidaknya ada sekitar 947 UKM yang berhenti sementara. Jumlah tersebut terbagi di Kecamatan Kemalang 387 unit dan Kecamatan Manisrenggo 560 unit. “UKM yang berhenti sementara itu bergerak diberbagai bidang misalkan pertokoan, kerajinan dan pembuatan makanan,”ujar Plt Kepala Disperindagkop dan UKM, Mujaeroni.

Lumpuhnya kegiatan ekonomi tersebut, dapat terlihat di sepanjang jalan utama di dua kecamatan tersebut. Penduduk di dua kecamatan tersebut memilih untuk mengungsi. “Kami tidak bisa memastikan kapan kondisi ekonomi di dua kecamatan itu bisa pulih karena tergantung dengan kondisi Merapi, “ ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement