Selasa 02 Nov 2010 02:51 WIB

Barak Diungsikan, Dua Pengungsi Pingsan

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Endro Yuwanto
Pengungsi Merapi
Pengungsi Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Sesaat setelah Gunung Merapi memuntahkan awan panas dan debu, Senin (1/11) pagi, barak pengungsi Glagah Rejo langsung diungsikan. Situasi saat evakuasi berlangsung dramatis.

Anak-akak menjerit histeris, para orang tua panik, dan sejumlah pengungsi lain sibuk mencari keluarganya yang tengah mencari makanan untuk ternak.

"Pengungsi langsung dipindahkan ke bawah. Lokasi evakuasi tersebar, salah satunya di Wukir Asih," kata petugas dari Kodam Diponegoro, Stepanus, yang menjaga lokasi pengungsian saat dijumpai wartawan di Glagah Rejo, Senin.

Situasi makin mencekam karena abu vulkanik tampak membumbung tinggi. Jarak Glagah rejo yang relatif dekat dengan zona bahaya, membuat petugas memutuskan untuk mengevakuasi pengungsi. "Ini antisipasi saja. Jarak kami dari puncak hanya 11 km atau 1 km dari zona bahaya," tambahnya.

Kepanikan juga melanda pengungsi di Wukir Sari. Bahkan dua ibu rumah tangga langsung pingsan begitu melihat wedhus gembel raksasa.

Kini situasi telah berangsur normal. Pengungsi telah kembali ke baraknya masing-masing. Pun halnya dengan warga yang menempati pos pengungsian Glagah Rejo.

Sementara itu, Merapi kini tertutup awan sehingga pemantauan aktivitas gunung tak terlihat. Dalam hubungan radio di posko memantauan diberitakan, terjadi guguran lava yang mengarah ke timur dan utara Merapi. Jarak luncur dari lava mencapai 600 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement