Senin 01 Nov 2010 21:41 WIB

Letusan Besar Merapi Terpantau dari Boyolali

Merapi menghembuskan awan panas
Merapi menghembuskan awan panas

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI--Letusan besar Gunung Merapi kembali terjadi pada Senin, sekitar pukul 10.10 WIB, terpantau dari wilayah Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Letusan yang cukup besar dari puncak gunung yang masih diselimuti kabut tersebut terlihat cukup tinggi.

Komandan Distrik Militer 0724 Boyolali Lenan Kolonel Soekoso Wahyudi, ketika memantau dari Selo, mengatakan, letusan kali ini lebih besar dibanding Minggu (31/10) sore lalu. Menurut dia, letusan besar tersebut diperkirakan mengarah ke timur.

Sementara itu, kepanikan di tempat pengungsian Samiran, Boyolali, juga terjadi. Kendaraan yang mengevakuasi warga di sekitar lereng Merapi mulai menuju ke bawah.

Gunung Merapi di Perbatasan Kabupaten Klaten dan Jawa Tengah, Senin, sekitar pukul 09.50 WIB, kembali meletus dan mengeluarkan awan panas yang sangat besar. Dari Posko Utama Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman di Kecamatan Pakem dilaporkan, awan panas atau wedus gembel terlihat meluncur ke arah Sungai Gendol dari kecil kemudian bertambah besar.

Arah luncuran awan panas yang terus menerus selama lebih dari 20 menit tersebut kemudian berbelok arah ke barat. Letusan awan panas itu membuat petugas dari TNI dan Polri yang berada di Posko Utama untuk pengamanan kedatangan Kepala Staf TNI Angkatan Darat langsung dikonsentrasikan untuk pengamanan lalu lintas warga yang panik.

Sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah, Boyolali, mencatat aktivitas gunung berapi di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami penurunan pascaerupsi pada Ahad (31/10) sore. "Berdasarkan data seismig pada hari Senin, selama pukul 00.00-O6.00 WIB menunjukkan aktivitas yang menurun drastis," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah, Boyolali, Purwono, Senin (1/11).

Selama periode tersebut, tercatat hanya sekitar 16 kali guguran material Merapi, tanpa satu pun tercatat gempa vulkanik pada seismograf digital yang ada di pos ini.

Kondisi tersebut, menurut Purnomo, berbeda jika dibanding pada periode Ahad sore, yang tercatat puluhan kali guguran serta sejumlah gempa vulkanik. Ia menuturkan, pemantauan secara visual dari pos ini sulit dilakukan menyusul kabut tebal yang menyelimuti puncak Merapi. "Pemantauan hanya mengandalkan radio komunikasi dan seismigraf yang ada," katanya.

Purwono menambahkan, saat terjadi erupsi pada Ahad sore, material gunung berapi mengalir ke lima sungai yang ada di sekitar lereng merapi. Sementara itu, kondisi puncak Merapi yang dipantau dari Pos Jrakah sempat terlihat cerah pada Senin pagi.

Asap sulfatara tampak mengepul dari puncak Merapi dengan arah hembusan angin ke timur laut dan utara. Kondisi cerah puncak Merapi tidak berlangsung lama, karena sejak pukul 07.30 WIB, wilayah gunung ini kembali diselimuti kabut tebal.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement