Kamis 28 Oct 2010 22:12 WIB

Para Pengungsi Terserang Penyakit Mata dan Gatal-gatal

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Pengungsi letusan Gunung Merapi
Foto: ap
Pengungsi letusan Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Menyusul terjadinya kabut debu dampak erupsi Gunung Merapi, para pengungsi di tempat penampungan sementara (TPS) dan tempat penampungan akhir (TPA) mulai terserang penyakit mata dan gatal-gatal. Terutama para pengungsi yang menepati tenda-tenda darurat di TPS yang menempati lokasi di lapangan dan tempat-tempat terbuka lainnya.

Seperti di TPS Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Di TPS ini sedikitnya 1.200 pengungsi asal Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung menempati lapangan sepakbola. Hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir membuat kondisi lapangan ini becek. Hujan bahkan juga menyisakan genangan air di beberapa tempat di lokasi TPS ini.

Belum lagi sisa debu vulkanik yang masih beterbangan akibat kabut debu yang terjadi sehari setelah letusan Gunung Merapi. Akibatnya, para pengungsi mulai mengeluh menderita gangguan mata dan gatal-gatal. "Umumnya, para pengungsi yang berobat di Posko Kesehatan di TPS Jumoyo ini mengeluhkan sakit mata dan gatal- gatal," ungkap dr Imam Sumargo MKes, salah seorang dokter di TPS Jumoyo kepada Republika, Kamis (28/10).

Menurutnya, setelah menghuni TPS dengan kondisi seperti ini, umumnya para pengungsi bencana Gunung Merapi ini banyak menderita gangguan fisik dan dan gangguan secara psikologis. Gangguan fisik diindikasikan dengan munculnya keluhan sakit mata dan gatal-gatal. Hal ini dampak dari debu vulkanik dan kondisi tempat penampungan yang cenderung becek dan sangat lembab.

Jika hal ini berlangsung lebih lama, para pengungsi juga bisa terancam penyakit diare. "Dalam kondisi tempat yang becek dan banyak terjadi genangan seperti ini, potensi munculnya penyakit diare cukup besar. Hal ini harus diwaspadai," imbuh Imam.

Sedangkan dampak psikologis yang dirasakan, masih jelasnya, tak sedikit para pengungsi yang mengalami darah tinggi. Hal ini bisa diakibatkan karena mereka terlalu capek, kurang bisa beristirahat dengan nyaman dan akibat beban psikologis lainnya.

"Karena itu, selain upaya pengobatan, Poko Kesehatan di TPS ini juga memberikan layanan terapi psikologis bagi para pengungsi yang membutuhkan penanganan kesehatan," imbuh tim medis Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement