Selasa 07 Sep 2010 23:01 WIB

Pengungsi Sinabung Tak Bisa Pulang Berlebaran

Pengungsi Sinabung
Pengungsi Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Kaum muslimin yang mengungsi akibat meletusnya Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengaku sedih tidak bisa berlebaran di rumah karena mereka masih harus tetap di pengungsian. "Puasa Ramadhan tahun ini sedih sekali karena di tinggal pengungsian, mungkin kami juga terpaksa berlebaran di sini," kata Martini, salah seorang pengungsi di Jambur Sempakata, Kabanjahe, Selasa.

Warga asal Desa Gungpinto, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo itu mengatakan meski berada di pengungsian namun ia tetap menjalankan puasa. Ia mengaku puasa yang dijalankan tidak sempurna karena tidak seperti biasanya dan tidak bisa melaksanakan salat tarawih. "Kalau masih harus di pengungsian saat Lebaran, hari raya kali ini sangat sedih karena tidak bisa dirayakan seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Martini.

Hal senada dikatakan Sembiring Meliala dari desa yang sama. Selama di lokasi pengungsian ia mengaku tidak berpuasa karena kondisinya tidak memungkinkan. Menurut Sembiring di pengungsian tersebut terdapat sekitar 90 jiwa yang muslim dari 1.917 pengungsi dari 20 desa di Jambur Sempakata. Sebagian besar pengungsi nonmuslim.

"Kami yang muslim berasal dari desa yang sama. Di desa kami hampir 90 persen beragama Islam. Meskipun jarak Gungpinto tujuh kilometer dari Gunung Sinabung tapi debunya ke desa kami," kata Sembiring.

Ia mengaku tidak lagi memikirkan lebaran kali ini yang berdasarkan kalender masehi jatuh pada Jumat (10/9). "Bagaimana mau lebaran, tidak terpikir lagi karena kita tidak tahu apa bisa pulang ke rumah atau belum," tambahnya.

Menurutnya, warga desa sudah mengumpulkan uang membeli sapi untuk lebaran Idul Fitri, tapi karena bencana meletusnya Gunung Sinabung yang mengeluarkan debu sehingga rumput-rumput memutih sapi tidak bisa makan. Karena berat sapi berkurang dan tidak ada yang menjaga di kampung mereka, terpaksa dijual dengan harga rendah, ujarnya.

Sebelumnya Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri mengatakan, masa tanggap darurat Sinabung akan berakhir pada 9 September atau sehari sebelum lebaran. Namun jika kondisi tidak memungkinkan, masa tanggap darurat dapat diperpanjang.

Gunung Sinabung kembali meletus pada Selasa (7/9) dinihari dan dilaporkan lebih dahsyat dari sebelumnya karena disertai gemuruh dan gempa, kondisi saat itu juga hujan sedang turun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama rombongan sejumlah menteri di antaranya Menteri Sosial mengunjungi lokasi pengungsian di Kabanjahe pada Senin (6/9).

Saat kedatangan ke pengungsian presiden disambut hujan deras yang menurut warga belum pernah terjadi selamaa di pengungsian. Begitu juga saat meneropong Gunung Sinabung ditutup kabut tebal.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement