Kamis 20 May 2010 00:28 WIB

Hutan Damar Lampung Barat Terancam Punah

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Budi Raharjo
Hutan damar
Hutan damar

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Penebangan hutan damar di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, semakin menggila. Akibatnya, kawasan hutan Damar milik rakyat yang berusia ratusan tahun dan kini dikuasai cukong kayu, mulai terancam punah.

Penelusuran Republika di wilayah Liwa-Krui, Lampung Barat, hutan damar yang terkenal di dunia menghasilkan damar (getah) mata kucing, berusia ratusan tahun, sudah tidak tampak lagi di hutan pinggiran Hutan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Bekas gergajian dan potongan-potongan pohon damar berdiameter melebihi 50 cm masih terlihat.

Pada malam, pohon damar berbentuk gelondongan dan balok sudah berada di pinggir jalan dan siap diangkut mobil bak terbuka ke suatu tempat. Penebangan pohon damar kebanggaan masyarakat Lampung Barat secara turun temurun ini, membuat masyarakat sekitar tidak kuasa menghentikannya, lantaran areal hutan tersebut sudah dibeli pemilik sawmill (penggergajian kayu).

Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri, saat dikonfirmasi di Liwa, ibukota Lampung Barat (350 km dari kota Bandar Lampung), mengakui adanya penebangan hutan damar di wilayahnya. Ia mengaku tidak sanggup menghentikan penabangan yang merugikan ekosistem hutan tersebut, karena pemilik lahan sudah mengantongi izin dari menteri kehutanan.

''Memang wilayahnya berada di Kabupaten Lampung Barat, tapi pemilik sawmill tersebut telah membeli lahan tersebut dari rakyat, dan telah memegang izin dari menteri (Menhut). Kalau sudah berbicara menteri, jelas kabupaten tidak berkuasa menghentikannya,'' kilah Mukhlis.

Ia menyayangkan perilaku pemilik sawmill yang seenaknya menggergaji pohon damar yang sebelumnya mampu menahan ketidakseimbangan ekosistem hutan. Menurut dia, penebangan ini jelas akan berdampak terhadap lingkungan sekitar, misalnya tanah longsor, banjir bandang, dan ekosistem lingkungan dan satwa TNBBS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement