Selasa 15 Feb 2011 16:52 WIB

Perekam Ahmadiyah Cikeusik Tiba Minggu (6/2) Dini Hari

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Sisa-sisa bentrokan warga dengan jemaat Ahmadiyah, Ahad (6/2), di Cikeusik, Pandeglang
Foto: Antara
Sisa-sisa bentrokan warga dengan jemaat Ahmadiyah, Ahad (6/2), di Cikeusik, Pandeglang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Arif Rahman, perekam insiden Cikeusik, mengaku datang ke lokasi bentrokan pada Ahad (6/2) dini hari, beberapa jam sebelum terjadinya bentrokan antara Kelompok Ahmadiyah dan warga Cikeusik. Arif Rahman merupakan salah satu dari rombongan Ahmadiyah dari Jakarta yang berhasil merekam kejadian bentrokan yang mengakibatkan tiga orang tewas dianiaya.

"Dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan), Arif mengaku datang pada (Ahad) dini hari," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Senin (14/2) lalu.

Boy menjelaskan, Arif mengaku ada anggota kepolisian yang mengajak untuk segera meninggalkan lokasi sekitar pukul 08.00 WIB. Beberapa personel polisi juga telah mengimbau untuk melakukan imbauan untuk tidak terjadi bentrokan. Hal itu juga dapat dilihat dari dalam rekaman Arif.

Arif sendiri, lanjutnya, kini masih dalam perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Ia juga masih menjadi saksi terkait pengetahuannya dalam pengambilan gambar yang dia lakukan pada saat bentrokan terjadi.

Ia menambahkan, Arif merupakan warga Serang yang datang bersama-sama dengan jemaah Ahmadiyah lainnya dengan mengendarai dua buah kendaraan pada Ahad (6/2) dini hari. Rombongan jemaah Ahmadiyah itu ada yang dari Jakarta, Bekasi dan Bogor.

Mengenai adanya indikasi pembayaran kepada warga untuk menyerang, Boy mengatakan belum mengetahuinya. "Belum belum belum. Belum mengungkap adanya bayaran di lokasi," ucapnya.

Hingga saat ini, polisi telah menambah jumlah tersangka terkait insiden bentrokan Cikeusik menjadi delapan orang. Delapan orang tersangka itu masih didalami untuk pemeriksaan. Tiga tersangka di antaranya belum ditahan karena masih dilakukan pendalaman.

Ia mengklaim polisi telah memiliki beberapa rekaman dan telah melakukan konfirmasi kepada orang-orang yang terlihat di dalam rekaman. Polisi juga telah mendapatkan beberapa nama yang masih dalam proses pengejaran.

Orang-orang yang kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) itu, kata Boy lagi, meninggalkan lokasi atau rumah tinggalnya. Polisi sedang melacak keberadaannya setelah itu baru melakukan pendalaman lebih lanjut terkait adanya orang-orang yang spesifik dari gambar-gambar itu.

Mengenai pernyataan Tim Pembela Muslim (TPM) jika ada penyerangan Ahmadiyah terhadap salah satu warga Cikeusik serta belum adanya orang dari Ahmadiyah yang belum menjadi tersangka, Boy menjawab kemungkinan itu bisa saja. Ia berkelit akan melihat fakta-fakta di lapangan.

Terpenting, lanjutnya, saat ini Mabes Polri memback up Polda Banten dapat menangkap mereka yg melakukan tindakan anarkis dan mencari orang yg layak dinilai bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut. "Beberapa orang. Saya belum bisa sampaikan," kelit mantan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya itu.

Sebelumnya Ketua Dewan Pembina TPM Pusat, Mahendradatta, mengatakan ada kejadian yang sengaja dihilangkan yaitu penyerangan orang Ahmadiyah terhadap salah satu warga Cikeusik, Suparta, kakak dari UJ yang kini menjadi tersangka dalam insiden Cikeusik. Suparta dilukai dengan clurit dan mengenai tulang lengan kiri dengan 40 jahitan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement