Jumat 16 Jul 2010 20:36 WIB

Saat Si Kecil Merokok, Apa yang Harus Dilakukan?

Red: irf
ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Masih ingat Aldi, bocah empat tahun yang merokok per hari sampai empat bungkus? Kasus Aldi ini tak hanya menyedot perhatian di Tanah Air. Dunia internasional pun menyoroti keanehan yang dilakukan balita ini. Saat tokoh pembela hak asasi anak, Seto Mulyadi menghadiri World Summit on Media for Children and Youth di Karlstad, Swedia beberapa waktu lalu, ia mendapat pertanyaan dari perwakilan berbagai negara.

Menurut mereka, anak-anak merokok tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi balita merokok mungkin baru terjadi di Indonesia. "Kasus Aldi ini menjadi isu internasional.

Makanya, kami akan melakukan terapi selama sebulan agar Aldi kembali normal. Sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa Aldi adalah anak yang cerdas, ceria seperti anak-anak umumnya," papar Kak Seto di Kantor Komnas Perlindungan Anak di Jakarta.

Di tempat yang sama ibu Aldi, Diana, menceritakan bagaimana anaknya bisa kecanduan rokok. Pada usia tujuh bulan Aldi senang sekali melihat berbagai iklan dan gambar bungkus rokok di warung. Yang mengejutkan, usia 11 bulan di antara jari-jari mungilnya sudah terselip rokok dalam keadaan menyala. Sehari ia bisa menghabiskan tiga hingga empat bungkus rokok kretek.

Menghadapi tingkah anaknya ini, orang tua Aldi yang berprofesi sebagai pedagang mengaku bangkrut. Bayangkan saja perbungkus minimal Rp 10 ribu, sedangkan Aldi per hari mengisap tiga hingga empat bungkus rokok. Pendapatan harian Rp 50 ribu, hanya tersisa sedikit untuk makan. Ironisnya, Aldi menyukai susu merek `murahan', sebaliknya kalau rokok selera tinggi harga yang mahal (kretek).

Bocah asal Musi Banyuasin Sumatra Selatan kini berusia dua tahun lima bulan. Berarti lebih dari setahun Aldi sudah mengisap berbagai racun yang masuk ke tubuhnya melalui rokok. Menurut dr Nancy Hutabarat, sebatang rokok mengandung 4.000 lebih bahan kimia dan gas. Di antara ribuan zat tersebut yang paling berbahaya adalah nikotin. Setiap isapan rokok berarti telah memasukan nikotin ke dalam paru-paru, lalu ke otak. Hal ini mengakibatkan seseorang menjadi ketagihan.

"Penelitian telah membuktikan bahwa nikotin dapat mengakibatkan ketagihan sama seperti heroin dan kokain. Sedangkan rokok sebagai mediator menuju narkoba. Oleh karena itu harus dihindari," ujar dokter spesialis paru dan saluran napas ini Dari sisi medis, secara kasat mata Nancy bisa melihat ada ketidakberesan. Postur tubuh Aldi gempal mirip obesitas, pipinya tembem, dan warna kulitnya menghitam. Namun, untuk mengetahui secara pasti kondisi organ tubuh di dalamnya harus melalui pemeriksaan darah.

Aldi hanya salah satu dari sekian balita merokok yang ada di Indonesia. Komnas perlindungan Anak menemukan `aldi-aldi lain' yang ada beberapa daerah. Seto Mulyadi menjelaskan, proses anak mulai belajar dimulai dengan melihat apa yang dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Balita yang merokok berarti di sekitarnya ada yang merokok.

"Anehnya, kini banyak orang tua merokok tanpa bersalah di depan anakanaknya," katanya, "Padahal, apa yang dilakukan orang tua tersebut dengan mudah terekam oleh si anak." Kasus Aldi lingkungan di pasar banyak orang merokok yang menyebabkan tertarik rokok. Oleh karena itu, lanjut doktor lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini, langkah utama mencegah anak kecanduan rokok harus terbebas dari segala hal berbau rokok. Jangan pernah mau kompromi dengan rokok.

Caranya? Seto menyebutkan, untuk lingkungan keluarga, jangan ada yang merokok. Selain itu, ia melihat sudah saatnya melibatkan lingkungan agar RT/RW setempat melarang orang tua merokok di muka umum merokok. "Niat orang tua didukung lingkungan bisa menyelamatkan anak," tegasnya.

Jika anak-anak telanjur menyukai rokok, orang tua harus membuat suasana baru agar anak tak ingat lagi dengan rokok. Orang tua harus kreatif menciptakan permainan menyenangkan, bernyanyi, menggambar dan lainnya. Jika cara-cara tersebut belum membuahkan hasil, tak ada cara lain kecuali mengevakuasi si anak dari lingkungannya.

"Jadi, anak pindah ke tempat lain yang lingkungannya lebih baik. Hal ini dilakukan terhadap bocah di Malang yang bicara kotor dan suka merokok," tambah Kak Seto. Kondisi ini pula yang diterapkan Kak Seto kepada Aldi. Selama sebulan di pindah ke Jakarta kini berada di bawah asuhannya. Kewajiban bocah gempal itu hanya bermain dengan teman-temannya, sampai akhirnya bisa benar-benar lepas dari merokok. Selanjutnya Aldi akan melanjutkan ke PAUD di daerahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement