Kamis 17 Mar 2011 17:45 WIB

Radiasi Reaktor Nuklir di PTATB tak Berpengaruh terhadap Lingkungan

Rep: neni/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--PTATB (Pusat Teknologi Akselrator dan Proses Bahan) BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) Yogyakarta secara periodik (setiap bulan) melakukan pengawasan lingkungan sampai radius lima kilometer. Hasil pengawasan lingkungan sejak sebelum, miulai berdirinya reaktor hingga sekarang tidak terjadi perubahan yang  bermakna akibat adanya fasilitas nuklir di PTATB.

Hal itu dikemukakan Kepala Tata Usaha PTAB BATAN Isman Mulyadi Triatmoko pada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (17/3). Lingkungan yang diawasi adalah udara tanah, tanaman, aiir dan sedimen. ''Jadi dosis radiasi sebelum berdirinya reaktor hingga sesudah berdirinya reaktor nuklir hingga sekarang tidak berpengaruh. Keberadaan reaktor di sini kami bisa menjamin keselamatan lingkungan dan hasil pengawasan ini selalu kami laporkan ke Badan Lingkungan Hidup,''kata dia.

 

Menurut Kepala Sub Reaktor Kartini PTATB Puradwi Ismu, reaktor Kartini di Yogyakarta yang merupakan hasil karya anak bangsa Indonesia dibangun sejak tahun 1979 sekalipun terjadi kecelakaan pun sudah cukup aman. Karena ada pertahanan berlapis atau multiple barier. Diakui Puradwi, sistem di reaktor nuklir tetap akan mengandung radiasi. Cuma permasalahannya bagaimana mengelola radiasi itu menjadi aman.

Jadi proses reaksi nuklir yang ada di teras reaktor, ada tiga hal yang penting yakni: Pertama, pengendalian reaksi berantainya: Kedua, mengendalikan pendinginannya yakni mendinginkan bahan bakarnya yang terjadi reaksi berantai; Ketiga, mengungungkung radiasi yang ditimbulkannya. ''Di dalam bahan bakar itu ada kelongsong dan kalau terkena neutron akan menimbulkan produksi isotop hasil taksi berantai dan itu tetap terkungkung di dalam kelongsong tadi,''jelas dia.

Pengungkungan sendiri juga menggunakan pendinginan. Jadi bahan bakar itu dicelupkan dalam air dengan ketinggian sampai enam meter. Sehingga bahan bakar tetap terdinginkan. Di dalam pendinginan sendiri menggunakan pendingin utama yang disirkulasikan terus menerus pada saat operasi, sehingga bahan bakar itu tetap dingin.   

''Di sisi lain di PTATB juga menggunakan sistem pengungkung gedung reaktor yang menggunakan sistem ventilasi, sehingga tekanan di dalam gedung tetap negatif. Dengan demikian kalau ada yang lepas tetap terkungkung di dalam gedung reaktor. Ini yang disebut sebagai konsep pertahanan berlapis,''jelas dia.

Di dalam sistem organisasi PTATB mempunyai unit  kedaruratan radiasi yang disebut tim PKDR, sehingga bila ada kedaruratan radiasi bisa dilakukan penanganan segera. ''Misalnya. Apabila ada kebocoran radiasi tindakannya melakukan pengukuran di mana terjadinya sumber radiasi, kemudian membuat level-level radiasi yang ada dan melakukan evakuasi bila nilai radiasi melampaui batas yang telah ditentukan,''jelas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement