Rabu 10 Nov 2010 18:07 WIB

Merapi Muntahkan Material 140 Juta Meter Kubik

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Gunung Merapi muntahkan material vulkanik 140 juta meter kubik sejak meletus 26 Oktober 2010 sampai sekarang, atau melebihi volume material vulkanik hasil erupsi pada 1872 yang mencapai 100 juta meter kubik."Itu artinya, jika diukur dengan indeks letusan, maka letusan pada 2010 lebih besar dibandingkan dengan letusan Merapi pada 1872 yang pernah tercatat dalam sejarah letusan gunung berapi ini," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo, di Yogyakarta.

Menurut dia, salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan besar indeks letusan adalah dari volume material vulkanik yang dimuntahkan Merapi. "Sejak letusan pada 26 Oktober 2010 volume material vulkanik yang dilontarkan Merapi mencapai 140 juta meter kubik, dan aktivitas seismiknya sampai sekarang belum berhenti," katanya.

Ia menyebutkan sebagian besar material vulkanik gunung tersebut mengarah ke Kali Gendol, dan kini bagian atas sungai itu telah dipenuhi material vulkanik. "Oleh karena itu, kemungkinan terjadi banjir lahar di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi sangat besar, karena gunung ini mulai sering diguyur hujan dengan curah tinggi dalam waktu yang lama," katanya.

BPPTK terkait dengan aktivitas Merapi mencoba melakukan pemantauan dari udara dengan foto udara. "Kini, kami masih terus melakukan analisis terhadap hasil foto tersebut," katanya.

Subandriyo mengatakan ada beberapa kendala saat melakukan pemotretan dari udara, yaitu kolom asap yang masih tebal, sehingga menghalangi pandangan untuk melihat kondisi puncak Merapi. Berdasarkan hasil pemantauan hingga pukul 12.00 WIB, masih terjadi gempa tremor secara beruntun yang mengindikasikan adanya aktivitas magma di dalam gunung ini.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono mengatakan ada sejumlah ahli vulkanologi dan geologi dari beberapa negara ingin membantu melakukan pemantauan aktivitas Merapi. Sejumlah ahli vulkanologi dan geologi tersebut berasal dari Jepang, Amerika Serikat, dan Prancis. "Kami persilakan saja. Merapi merupakan laboratorium dunia, sehingga siapa pun bisa melakukan penyelidikan, apalagi letusan gunung ini tidak terjadi setiap satu tahun sekali," katanya.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement