Sabtu 25 Sep 2010 23:23 WIB

Aktivitas Masyarakat di Lereng Merapi Masih Normal

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Aktivitas masyarakat yang tinggal maupun mencari nafkah di sejumlah kawasan lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat masih normal, meskipun status gunung teraktiv di dunia tersebut dinaikan dari aktif normal ke waspada.Empat dusun yang berada di kawasan lereng Gunung Merapi tersebut meliputi Dusun Kaliadem yang berjarak tiga kilometer (km) dari puncak Merapi, Dusun Jambu dengan jarak 4,5 km dari puncak, Dusun Petung berjarak sekitar 4 hingga 5 km dan Dusun Kopeng yang memiliki jarak 5 hingga 6 km dari puncak Merapi.

"Kami telah mendapat tembusan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta yang menginformasikan peningkatan status Gunung Merapi tersebut dan kami juga sudah sisialisasikan ke masyarakat," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Heri Suprapto.

Menurut dia, meskipun status Gunung Merapi sudah dinaikkan namun masyarakat masih melakukan aktivitas sehari-hari, baik yang mencari rumput di kaki Gunung Merapi maupun aktivitas penambangan pasir di aliran lahar dingin. "Masyarakat sudah terbiasa dan mereka juga akan berhenti beraktivitas jika memang merasa kondisinya sudah membahayakan, nanti kalau kondisi sudah siaga paling sudah mulai mengurangi aktifitas," paparnya.

Ia mengatakan, empat dusun dimaksud masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (RKB) III, atau dusun paling atas yang dekat dengan Puncak Gunung Merapi, sehingga mereka sudah sangat hafal dengan kondisi alam pegunungan. "Nanti kalau memang situasi sudah bahaya akan ada tanda-tanda alam seperti turunnya berbagai macam binatang dari hutan di kawasan puncak seperti monyet," katanya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta memperingatkan masyarakat di sekitar Gunung Merapi untuk mewaspadai kawasan radius tujuh km dari puncak gunung, menyusul terjadinya peningkatan status dari aktif normal ke waspada terhitung sejak Senin (20/9). Menurut Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta Sri Sumarti, peningkatan kejadian gempa vulkanik terus terasa dalam beberapa hari terakhir ini. Sejak tanggal 12 hingga 19 September, gempa "multi phase" (MP) mencapai 265 kali dan gempa vulkanik terjadi sebanyak 78 kali.

"Saat ini aktivitas luar Gunung Merapi belum ada perubahan, namun dalam perut sudah mulai bergejolak dan dalam hitungan satu minggu, jumlah tersebut sudah terlalu banyak," katanya. Ia mengatakan, untuk guguran lava Gunung Merapi dalam satu minggu ini sudah ada 15 kali, pemantauan aktvitas Gunung Merapi sendiri dilakukan selama 24 jam melalui Pos Klatakan di sisi Barat, Pos Deles, Kabupaten Klaten untuk wilayah timurm, Pos Plawangan, Kaliurang, Sleman di selatan dan Pos Pasunglondon dibagian puncak.  "Dari pemantauan di pos-pos tersebut aktivitas juga sudah meningkat, karena gejolak dalam perut juga meningkat," ujarnya.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement