Jumat 06 Aug 2010 03:10 WIB

Pemberian ASI Eksklusif Berarti Menghemat 14 Triliun!

Rep: M.Imam Baihaki/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para ibu yang memilih memberi air susu ibu (ASI) ekslusif ternyata dapat menghemat belanja rumah tangga sangat signifikan. Dengan asumsi harga 1 kaleng susu formula yang mencapai Rp 60 ribu, masyarakat dapat menghemat biaya sebesar RP 14,850 triliun.

"Tiap bayi memerlukan sekitar Rp 3,6 juta dalam enam bulan," jelas Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia, Utami Roesli kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/8). Dia mengungkapkan, saat ini hampir 4,5 juta bayi lahir di Indonesia per tahunnya. Jika para bayi tersebut hanya diberi susu formula selama 6 bulan, maka dibutuhkan dana kurang lebih Rp 14.850 triliun untuk menghidupi 4,5 juta bayi tersebut.

Padahal jika susu formula tersebut digantikan dengan air susu ibu (ASI) dana tersebut dapat dialokasikan untuk kebutuhan lainnya. "Dan ASI jelas lebih bermanfaat daripada susu binatang atau susu formula," jelas Utami.

Dia menjelaskan, pemberian ASI secara ekslusif selama enam bulan dapat meningkatkan kesehatan mental bayi. Semakin lama ASI diberikan kepada bayi, risiko terjadinya cacat mental semakin kecil.

Ada beberapa jenis gangguan yang dapat dicegah, antara lain adalah, gangguan perhatian atau autisme, gangguan cara berpikir, tingkah laku agresif, gangguan bersosialisasi dan lain-lain. Selain itu, kurangnya pemberian ASI juga dapat mengurangi tingkat kecerdasan bayi.

"Kekurangan gizi dapat menyebabkan 15-20 persen sel otak berkurang," ujarnya. Sel otak yang tidak berkembang itupun tak bisa diperbaiki lagi. Sehingga pada akhirnya akan mengurangi perkembangan otak anak. Padahal semakin banyak sel otak, semakin tinggi tingkat kecerdasan anak.

Pemberian ASI kepada bayi harus diberikan sesegera mungkin. Langkah pertama dalam pemberian ASI tersebut adalah inisiasi menyusu dini (IMD). "Paling tidak 5 menit setelah melahirkan harus IMD," jelasnya. IMD tersebut dilakukan selama minimal 1 jam, hingga sang bayi menemukan (maaf) puting ibunya.

IMD tersebut dilihatnya sebagai hak anak yang harus terpenuhi. Dengan IMD, anak akan 16,5 kali lebih jarang terkena penumonia. Tak hanya itu, risiko terkena leukimia pun berkurang sepertiganya. "Hal ini berbeda jika anak diberi susu formula atau susu binatang," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement