Selasa 20 Jul 2010 00:54 WIB

Bayi Tabung Berisiko Tinggi Terhadap Kanker saat Dewasa

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Untuk pertama kalinya, sebuah studi besar tentang kondisi kesehatan anak-anak hasil program bayi tabung dirilis. Hasilnya antara lain menyebutkan, bayi hasil pembuahan di luar rahim mempunyai risiko tinggi terkena penyakit kanker. Namun para peneliti mengatakan kemungkinan tidak ada hubungannya dengan bagaimana bayi itu dikandung.

"Kemungkinan besar, itu terkait dengan genetika dari orangtua yang beralih ke fertilisasi in vitro (IVF) karena infertilitas," demikian simpulan penelitian. Penelitian sebelumnya menunjukkan, bayi hasil program fertilitas in vitro cenderung lahir prematur dan memiliki masalah pernapasan saat lahir - ciri terkait dalam penelitian lain dengan risiko kanker meningkat. Namun, kanker pada anak-anak jarang terjadi meskipun mereka berisiko tinggi.

"Ini lebih menenangkan," kata Dr Bengt Kallen, penulis utama penelitian dan peneliti di University of Lund. Risiko itu, katanya, sangat kecil sehingga tidak perlu dicemaskan.  

Penelitian menguji anak-anak Swedia yang dikandung setelah melalui proses IVF, di mana sel telur dibuahi dengan sperma dalam tabung di laboratorium dan kemudian ditanam dalam rahim. Penelitian tentang risiko kesehatan yang mungkin terjadi termasuk kanker dan cacat lahir pada anak-anak IVF memiliki hasil yang beragam.

Dr Tommaso Falcone, pakar ginekologi dan  kebidanan Klinik Cleveland tidak yakin apakah hasil yang sama akan ditemukan di Amerika Serikat yang rasnya lebih beragam. Sekitar 57 ribu bayi yang lahir melalui IVF di AS, atau sekitar 1 persen dari semua kelahiran.

Peneliti melakukan pendataan terhadap  lebih dari 2,4 juta Kelahiran di Swedia antara tahun 1982 dan 2005, termasuk hampir 27 ribu bayi hasil IVF. Bersamaan dengan itu, dilacak data kanker pada anak-anak sampai dengan 19 tahun.

Secara keseluruhan, 53 anak-anak dikembangkan IVF berkecenderungan memiliki kanker, atau 42 persen lebih tinggi pada anak-anak dengan proses kehamilan biasa. "Leukemia dan kanker otak adalah yang paling umum," kata Dr Kallen. Ia mengatakan kemungkinan alasan untuk kecenderungan ini adalah adanya sifat-sifat tak dikenal dalam keluarga yang mungkin berhubungan dengan infertilitas dan risiko kanker.

Namun  ya itu tadi, berita bagusnya, kasus ini baru dijumpai ketika anak-anak ini telah tumbuh menjadi dewasa. "Risiko untuk kanker pada anak-anak ini masih sangat rendah, kurang dari 1 persen," kata Dr Falcone.

Elizabeth Ginsburg, direktur medis dari program IVF di Harvard's Brigham dan Women's Hospital, mengatakan pasien tetap harus diberi konseling tentang hasil penelitian.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement