Ahad 13 Mar 2011 21:04 WIB

Nelayan Pangkalpinang Trauma Lihat Tayangan Tsunami, Takut Melaut

Nelayan tidak melaut, ilustrasi
Foto: Wordpress
Nelayan tidak melaut, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG-- Ratusan nelayan tradisional Pangkalpiang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), menyatakan traumatis menyaksikan dampak gempa 8,9 Skala Richter (SR) disertai 'tsunami' di Jepang pada Jumat (11/3), sehingga mereka takut melaut mencari ikan yang menjadi sumber nafkah keluarganya.

"Kami takut melaut setelah menyaksikan melalui layar televisi dampak 'tsunami' (gelombang pasang) yang cukup mengerikan di Jepang, apalagi cuaca di Babel kurang bagus ditandai badai dan angin puting beliung ," ujar Ketua Kelompok Nelayan Jalan Trem, Dedi di Pangkalpinang Minggu.

Ia menjelaskan, meski gempa dan 'tsunami' terjadi di Jepang, namun teman-teman nelayan banyak yang tidak melaut karena meski kejadiannya jauh di negeri Sakura, tetapi imbasnya juga sampai ke wilayah Timur Indonesia dan tentu kami tetap khawatir.

Selain badai dan puting beliung, kata dia, cuaca buruk seperti gelombang tinggi dan hujan disertai petir terus melanda perairan Babel. "Untuk saat ini, kami memilih istirahat melaut karena gelombang laut mencapai dua meter hingga tiga meter, sehingga membahayakan keselamatan nelayan karena kapasitas kapal nelayan hanya tiga hingga lima GT dan tidak memiliki alat keselamatan yang memadai yang mengundang risiko kecelakaan cukup besar," ujarnya.

Apabila dipaksakan melaut, kata dia, hasil tangkapan juga berkurang dalam situasi cuaca buruk seperti itu yang tentunya nelayan mengalami kerugian, karena biaya melaut cukup tinggi mencapai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta untuk melaut selama satu minggu.

Demikian juga, Sholeh nelayan Jalan Trem Pangkalpinang, mengaku, takut melaut karena masih traumatis melihat kejadian tsunami di Jepang. "Kami memilih istirahat melaut dan memperbaiki kapal serta alat tangkap jaring, pancing untuk persiapan melaut apabila kondisi cuaca sudah membaik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement