Ahad 22 Oct 2017 01:44 WIB

Arki Jadi Pemain Termahal IBL Musim 2017/2018

Rep: Fitriyanto/ Red: Andri Saubani
Arki Dikania Wisnu dan pemilik SM Pertamina, Erick Thohir (tengah) setelah penandatangan perpanjangan kontrak, di Jakarta, Sabtu (21/10).
Foto: REPUBLIKA/Fitriyanto
Arki Dikania Wisnu dan pemilik SM Pertamina, Erick Thohir (tengah) setelah penandatangan perpanjangan kontrak, di Jakarta, Sabtu (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bintang Satria Muda (SM) Pertamina Jakarta yang baru saja memperpanjang kontraknya selama empat tahun kedepan bersama tim SM Pertamina, Arki Dikania Wisnu menjadi pemain termahal yang akan bermain dalam Indonesian Basketball League (IBL) 2017/2018. Hal ini dikemukakan manajer Arki yang juga sepupunya sendiri, Ridi Djajakusuma.

"Bisa saya pastikan Arki adalah pebasket termahal yang akan berlaga dalam pentas IBL 2017/2018. Tidak hanya sesama pemain lokal, jika dibandingkan dengan pemain asing yang ambil bagian di IBL, bayaran yang dterima Arki masih lebih besar dari pemain asing terang Ridi saat berbincang dengan sejumlah media, Sabtu (21/10) di Senayan Jakarta.

Dengan penampilan yang konsisten sejak pertama kali memperkuat SM Pertamina pada 2011, pebasket kelahiran New York 15 Maret 1988 ini diminati sejumlah tim. Baik dalam negeri maupun luar negeri. Setidaknya ada tiga tim dari dalam negeri ada juga dari luar negeri yang menginginkan Arki, dan mereka mau membayar lebih tinggi dari yang sekarang diterimanya di SM Pertamina. Tetapi, kata Ridi, Arki lebih memilih bertahan di SM Pertamina.

Arki yang dinobatkan sebagai pemain terbaik IBL 2016/2017 lalu memang punya ikatan mendalam dengan SM Pertamina. Pemain yang awalnya menekuni sepak bola hingga usia 12 tahun ini, diperkenalkan dengan SM Pertamina pada 2009. Saat itu, Arki dikirim ke SM Pertamina selama 1,5 bulan untuk dinilai oleh Fictor Roring (pelatih kepala SM Pertamina saat itu).

Melihat kemampuan yang dimiliki Arki, SM Pertamina langsung tertarik dan merekrutnya pada 2009 tersebut. Namun saat itu Arki masih kuliah. SM Pertamina yang memiliki visi pendidikan formal juga penting bagi pebasket harus menunggu dua tahun untuk Arki menyelasikan kuliahnya di Amerika Serikat.

Setelah menungu dua tahun, akhirnya pada 2011, pemilik SM Pertamina, Erick Thohir langsung datang ke Amerika untuk mengikat kontrak selama dua tahun dengan Arki. "Saat tiba di Jakarta pada 2011, Arki sempat saya ajak bermain dengan Hangtuah, yang ketika itu dilkatih Nath Canson. Coach Natht ertarik untuk merekrut Arki, tetapi kalah cepat dengan SM Pertamina yang telahlebih dulu mengikat kontrak dua tahun," terang Ridi.

Menanggapi dirinya mendapat bayaran tinggi, Arki menyatakan bangga. "Sebagai pebasket Kita harus bangga dapat bayaran tinggi. Di sepak bola saja yang prestasi internasional nya masih dibawah basket mendapat bayaran tinggi. Saya rasa pebasket juga pantas mendapat bayaran yang tinggi."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement