Jumat 07 Jan 2011 18:40 WIB

Peraturan Sukuk Korporasi akan Dorong Pasar Sukuk Indonesia

Rep: yogie respati/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Chief Executive Officer CIMB Islamic, Badlisyah Abdul Gani, mengimbau Indonesia untuk dapat memiliki peraturan khusus mengenai sukuk korporasi. Selama ini peraturan yang ada untuk sukuk di Indonesia adalah undang-undang surat berharga syariah negara.

Badlisyah menilai pasar sukuk di Indonesia masih berada dalam tahap awal, tetapi jika Indonesia memiliki peraturan mengenai sukuk korporasi akan mampu mendorong pasar sukuk di negara ini. “Potensi sukuk korporasi di Indonesia sudah ada tapi belum tergarap penuh, karena itu perlu ada peraturan khusus untuk penerbitan sukuk korporasi karena yang ada sekarang baru untuk sukuk pemerintah,” kata Badlisyah, usai peresmian tujuh sekolah dasar negeri di Padang program CIMB-The Star Padang Relief Fund, Kamis (6/1).

Menurutnya, dengan kondisi sama seperti tahun lalu, pasar sukuk Indonesia tahun ini juga akan tak terlampau jauh dengan 2010. Namun jika peraturan sukuk korporasi keluar, ujar Badlisyah, tak menutup kemungkinan pertumbuhan sukuk di Indonesia akan pesat seperti di Malaysia.

Mengenai sukuk global, Badlisyah memperkirakan pasar akan lebih cepat dari tahun lalu atau akan kembali pada kondisi pasar sukuk di 2007. “Sukuk global di 2011 akan lebih baik dengan proyeksi penerbitan sukuk sebanyak 31 miliar dolar AS,” tukas Badlisyah.

Menurutnya, pasar sukuk di tahun ini akan lebih didorong oleh pengembangan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dan swasta. “Kepercayaan diri yang mulai muncul di pasar Asia juga mendorong pasar sukuk global dan akan menimbulkan kenyamanan untuk menangkap peluang pasar sukuk global,” kata Badlisyah.

Pada 2007 penerbitan sukuk global mencapai 31 miliar dolar AS, lalu anjlok menjadi 14,1 miliar dolar AS pada 2008. Pada 2009 penerbitan sukuk kembali kinclong dengan catatan 20,2 miliar dolar AS, sementara sampai dengan semester pertama 2010 total penerbitan sukuk di seluruh dunia mencapai 16,5 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement