Selasa 23 Nov 2010 21:54 WIB

Ajang WIBC 2010 Dibuka di Bahrain

Rep: Yeyen Rostiyan/ Red: Budi Raharjo
WIBC 2010
WIBC 2010

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perhelatan tahunan World Islamic Banking Conference (WIBC 2010) pada 22-24 November ini memang acara besar. Sekitar 1.200 pimpinan di industri perbankan syariah bakal memenuhi Bahrain untuk mencari peluang bagi perbankan dan keuangan syariah. Para peserta itu berasal dari sekitar 50 negara.

Tema konferensi kali ini "Building a new growth paradigm-Islamic banking and the new global financial landscape" dan didukung bank sentral Bahrain. Namun, seperti dilaporkan laman Al Bawaba edisi Senin (22/11), penekanan acara ini lebih pada lokakarya sebelum konferensi berlangsung.

Lokakarya itu akan dipimpin oleh para ahli di bidang perbankan syariah. Para ahli inilah yang akan membawakan beraneka topik yang dikemas dalam kerangka kerja yang praktis sehingga memungkinkan para peserta lebih memahami isu-isu penting dalam industri keuangan syariah.

Acara ini mendapat dukungan penuh dari pemerintahan dan bank sentral Bahrain. Saat pembukaan resmi pada Selasa, sejumlah figur yang berfungsi sebagai regulator akan menggelar diskusi mengenai upaya memperkuat dasar bagi industri keuangan syariah. Seperti disebutkan dalam laman AME Info edisi Senin, acara ini diikuti dengan diskusi yang diikuti para CEO dan tokoh pemimpin dalam industri keuangan syariah. Topik yang diangkat adalah menelaah prospek pertumbuhan pasar bank konsumer, bank korporasi, dan bank investasi.

  

Di antara para pembicara adalah Gubernur Bank Sentral Bahrain, Rasheed M Al Maraj, Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Abdul Qadeer Fitrat, dan chief executive officer & general manager dari Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (anak perusahaan dari Islamic Development Bank Group-Red). David McLean sebagai direktur pelaksana WIBC mengatakan.

"Acara tahun ini amat penting dalam sejarah (WIBC) selama 17 tahun karena berlangsung pada saat para pemain besar ingin meninjau kembali strategi penting dalam memetakan pertumbuhan baru di industri keuangan syariah."

 

Hal lain yang akan hadir dalam perhelatan ini adalah peluncuran laporan World Islamic Banking Competitiveness Report 2010/11 yang amat ditunggu-tunggu. Laporan tersebut disusun atas kerja sama WIBC dengan McKinsey & Company dan berisi data terbaru mengenai persaingan bank-bank syariah terkemuka.

Hal lainnya yang tercakup dalam laporan ini adalah beragam strategi baru di pentas keuangan global demikian diungkap laman Trade Arabia edisi Senin. Untuk pertama kalinya pula, WIBC juga akan mendapat sesi eksklusif dari Ernst & Young. Lembaga konsultasi bisnis ini akan menyajikan dua laporan, yaitu Ernst & Young World Takaful Report 2010 (tentang asuransi syariah) dan Ernst & Young Islamic Funds and Investments Report 2010 (tentang investasi syariah).

 

Acara penting lainnya adalah hadirnya Mark Mobius, Executive Chairman Templeton Emerging Markets Group. Sesi ini secara eksklusif memusatkan perhatian pada upaya mengubah perspektif dari krisis menuju pemulihan berlanjut ke pertumbuhan berkelanjutan. Sasarannya adalah menyajikan sejumlah fakta baru dalam sistem keuangan global dan dampaknya bagi perbankan syariah.

"Pertumbuhan ekonomi di kawasan yang baru bangkit berlangsung terus berkat sejumlah kekuatan yang ditopang produktivitas yang tinggi, komposisi utang terhadap PDB yang rendah, dan cadangan devisa yang besar," kata Mobius beberapa waktu lalu.

  

Lebih dari 60 mitra industri akan memamerkan inovasi produk mereka di sela-sela ajang ini. Pameran ini baru akan diresmikan pada Selasa. Sejumlah negara bahkan akan memasang paviliun dan diskusi khusus pun akan digelar untuk membahas peluang-peluang baru dalam industri ini. WIBC awalnya diluncurkan pada 1994. Sejak saat itu, ajang ini menjadi perhelatan yang diakui secara internasional dan dipandang sebagai pertemuan tahunan terbesar dan paling penting di pentas industri keuangan global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement