Kamis 08 Jul 2010 04:19 WIB

Sukuk Korporasi Berkembang Jika Sektor Riil Masuk ke Pasar

Rep: gie/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penerbitan sukuk korporasi Indonesia saat ini dinilai masih rendah. Pasar sukuk korporasi pun dinilai dapat lebih berkembang jika terdapat sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor riil masuk ke pasar sukuk.

Head of Debt Capital Market Trimegah Securities, Agus Salim mengatakan, pada semester pertama 2010 belum banyak sektor riil yang masuk ke pasar sukuk. “Untuk masuk ke pasar sukuk harus punya aset yang bisa menjadi landasan. Kalau melihat itu yang paling cocok masuk adalah real sector, tapi saat ini yang paling banyak masuk di pasar obligasi korporasi yang bergerak di sektor keuangan,” kata Agus, Rabu (7/7).

Untuk di semester kedua pun, tambah dia, masih perlu dilihat apakah industri keuangan masih menjadi dominan di pasar obligasi. Jika banyak perusahaan sektor riil yang masuk, maka peluang untuk penerbitan sukuk pun terbuka lebar. “Kalau semester kedua didominasi lembaga keuangan, pasar sukuk masih terbatas. Namun kalau sektor riil banyak ada peluang menambah size penerbitan sukuk, kecuali kalau ada lembaga keuangan syariah seperti bank syariah pasti menerbitkan sukuk,” papar Agus.

Bagi perusahaan yang bergerak di sektor riil pun, tambah Agus, untuk masuk ke pasar sukuk perlu mempertimbangkan apakah memiliki underlying aset yang sesuai dengan prinsip syariah.

Sementara di sisi lain, Agus menuturkan sukuk yang berkembang di Indonesia masih berupa sukuk ijarah. Padahal, penerbitan sukuk dapat pula dilakukan dengan akad mudharabah.

Ia mengakui sukuk ijarah memang lebih disenangi investor karena memiliki return tetap, sementara sukuk mudharabah cenderung fluktuatif. “Investor juga tampaknya belum siap untuk sukuk mudharabah, kecuali sukuk dengan akad itu sudah dihitung-hitung sehingga bisa memiliki return cukup stabil,” tukas Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement