Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

Organisasi Bea Cukai Dunia Puji Reformasi Indonesia

Jumat 26 Jul 2019 16:02 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Kunjungan Sekretaris Jenderal WCO Kunio Mikuriya dan Head of WCO Regional Office for Capacity Building (ROCB) Asia Pacific, Norikazu Kuramoto, di Pusdiklat Bea Cukai, Jumat (26/7)

Kunjungan Sekretaris Jenderal WCO Kunio Mikuriya dan Head of WCO Regional Office for Capacity Building (ROCB) Asia Pacific, Norikazu Kuramoto, di Pusdiklat Bea Cukai, Jumat (26/7)

Foto: bea cukai
Bea Cukai Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang sangat baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Bea Cukai Dunia atau yang lebih dikenal World Customs Organization (WCO)menyampaikan apresiasi kepada Bea Cukai Indonesia terkait modernisasi dan perkembangan reformasi kepabeanan yang meningkat secara signifikan. Hal ini terungkap pada kunjungan kerja Sekretaris Jenderal WCO, Mr. Kunio Mikuriya ke Indonesia pada Kamis (25/7) dan Jumat (26/7) dengan didampingi Kepala Regional Office of Capacity Building Asia Pacific (ROCB-AP) WCO Norikazu Kuramoto.

Sekretaris Jenderal WCO Kunio Mikuriya mengatakan di era teknologi, Bea Cukai Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Oleh karena itu, tahun 2020 Indonesia akan menjadi tuan rumah WCO Technology Conference yang akan diselenggarkan di Bali.

Baca Juga

Dalam konferensi tersebut, tidak hanya membahas teknologi, tetapi juga sumber daya manusia, dimana Bea Cukai Indonesia telah menjadi model yang sangat baik yang didukung oleh kementerian dan para pengambil kebijakan, serta peningkatan integritas yang juga dapat menjadi model bagi negara-negara lainnya.

photo
Kunjungan Sekretaris Jenderal WCO Kunio Mikuriya dan Head of WCO Regional Office for Capacity Building (ROCB) Asia Pacific, Norikazu Kuramoto, di Pusdiklat Bea Cukai, Jumat (26/7)

Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Sekjen WCO juga mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Keuangan RI, Menteri Perindustrian RI, Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan Kepala Pengembangan Penelitian Perdagangan Kementerian Perdagangan.

WCO mempromosikan dan mendorong pentingnya peran Administrasi Pabean, dalam hal ini Bea Cukai, terhadap peningkatan daya saing ekonomi dan pengawasan keamanan nasional. Guna mendukung hal tersebut, diperlukan perhatian dan dukungan dari pemerintah Indonesia atas inisiatif Bea Cukai dalam upaya memberikan fasilitasi perdagangan, asistensi terhadap industri, serta upaya perlindungan masyarakat.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengatakan WCO menyadari reformasi yang ada di Indonesia dalam memfasilitasi perdagangan dan lalu lintas barang. Hal itu dijadikan salah satu model bagi negara negara lain untuk melihat bagaimana proses reformasi dan perbaikan dari pelayanan terhadap perdagangan internasional.

Indonesia akan menginisiasi agar ada kerjasama internasional di bidang data passenger maupun dari sisi criminal investigation. Sebab, dengan adanya globalisasi dan e-commerce, kemungkinan terjadinya trans boundary criminal offense dan penyelundupan NPP itu sangat besar, sehingga perlu ada kerjasama yang jauh lebih sistematik antara customs di seluruh dunia.

Pada tahun 2020, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan WCO Technology Conference yang akan dihadiri kurang lebih 1.000 peserta dari sekitar 90 negara. Indonesia juga mendapatkan dukungan dari negara anggota WCO untuk menjadi WCO Vice Chair Asia Pasific 2020/2022, Vice Chair on Integrity Sub-Committee 2019/2020, dan Anggota WCO Audit Committee.

Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi mengungkapkan Indonesia  berpatisipasi aktif di WCO dengan mendorong kepentingan Indonesia melalui pertemuan rutin berbagai komite WCO seperti: HS Committee Meeting, Technical Committee on Customs Valuation, Capacity Building Committee, Integrity Sub Committee, Enforcement Committee, Permanent Technical Committee, dan Council Session, sebuah pertemuan tingkat Direktur Jenderal.

Selain beberapa konvensi, Bea Cukai juga telah mengimplementasikan Frameworks of Standards (FoS) antara lain SAFE FoS to Secure and Facilitate Global Trade pada bulan September 2005 yang merupakan pedoman yang disusun oleh WCO, mengoptimalkan penerimaan negara, dan meningkatkan fasilitasi perdagangan. Bea Cukai juga mengimplementasikan FoS on Cross-Border E-Commerce pada bulan Juni 2018 yang merupakan pedoman tentang perkembangan E-Commerce dalam aktivitas ekspor dan impor, sehingga dapat memberikan fasilitasi perdagangan serta pengawasan yang optimal.

Heru mengungkapkan setelah adanya kunjungan ini diharapkan akan ada dampak positif yang tercipta. Dia berharap setelah kunjungan dan pemaparan inisiatif tersebut Wakil Presiden Indonesia dan para Menteri dapat semakin meningkatkan perhatian atas customs initiatives yang dibangun oleh WCO dan diimplementasikan oleh Bea Cukai ke dalam kebijakan nasional.

"Diharapkan juga dukungan dan kerja sama antar Kementerian dalam upaya fasilitasi perdagangan, asistensi industri dan perlindungan masyarakat dapat semakin meningkat, serta dapat terbentuk harmonisasi kebijakan antar Kementerian dan Lembaga yang semakin baik,” kata Heru.

Bea Cukai juga telah mengimplementasikan beberapa WCO Tools antara lain WCO Customs Risk Management Compendium, Single Window Guidelines, WCO Data Model, Time Release Study, The WTO Trade Facilitation Agreement (TFA) dan the WCO Mercator Programme Approach to Implementation, Authorized Economic Operator (AEO) Compendium.

Indonesia juga berperan aktif dalam beberapa isu terkait kerja sama WCO di antaranya terkait E-Commerce dan Intangible Goods, Indonesia National Single Window (INSW), asistensi industri berbasis teknologi informasi, dan World Trade Organization Trade Facilitation Agreement.

Pada isu e-commerce dan intangible goods, sesuai dengan posisi Indonesia pada WTO Ministerial Conference Eleventh Session di Buenos Aires tanggal 10-13 Desember 2017, Bea Cukai mendorong pengenaan Customs Duty terhadap konten/barang yang ditransmisikan secara elektronik. Hal tersebut diharapkan akan mampu mendorong a level of playing field dan mendukung usaha UMKM di Indonesia.

Indonesia berharap WCO dapat memperkuat koordinasi dengan negara anggota untuk pendekatan dan potensi pembentukan new joint feasibility research group dengan WTO dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk memfasilitasi diskusi cross-border digital goods antar negara anggota terkait fasilitasi perdagangan, level of playing field, aspek keamanan, statistik data, dan perpajakan.

Di bidang asistensi industri berbasis teknologi informasi dan dalam menghadapi Industry 4.0 serta dalam rangka memfasilitasi industri, Indonesia telah membuat program e-SMART IKM untuk meningkatkan pengembangan kapasitas sektor yang mendominasi populasi industri di Indonesia. Program ini memanfaatkan digital platform melalui kerja sama dengan perusahaan start-up di Indonesia dan telah dimanfaatkan 22 provinsi di Indonesia.

WCO merupakan organisasi internasional independen yang berdiri pada tahun 1952 sebagai Customs Co-operation Council dengan visi meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja Administrasi Pabean di dunia. Hingga saat ini terdapat 183 Administrasi Pabean, termasuk Bea Cukai Indonesia, yang menjadi anggota WCO. WCO secara aktif menyusun berbagai tools dan instrumen serta rekomendasi terkait prosedur, fasilitasi dan pengawasan kepabaeanan.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler